Disuntik Dana Rp 117 Triliun, Garuda Diambil Alih China?

Garuda Butuh Rp 117 Triliun Ganti Pesawat Baru, Dapat Utang dari China

Paris -PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sedang melakukan proses peremajaan armada agar dapat meningkatkan pelayanan. Maskapai terbaik ketujuh di dunia ini menggandeng sejumlah pihak untuk keperluan pendanaan.

Dirut Garuda M Arif Wibowo mengatakan, maskapai pelat merah ini butuh US$ 9 miliar (Rp 117 triliun) untuk pengadaan dan peremajaan pesawat sampai 2025. Jumlah sebesar itu diperlukan untuk mewujudkan rencana pengadaan 53 pesawat wide body dan 80 pesawat narrow body.

"Kami sudah menyiapkan revitalisasi dan modifikasi selama kurun 2015 sampai 2025, termasuk pengadaan pesawat dan restrukturisasi keuangan. Memerlukan dana kurang lebih US$ 9 miliar," ujar Arif di sela-sela Paris Air Show, di Le Bourget, Paris, Senin, (15/6/2015).

Saat ini, emiten berkode GIAA itu punya 169 pesawat. Sebanyak 34 unit di antaranya adalah pesawat wide body untuk penerbangan jarak jauh dan sisanya narrow body untuk keperluan rute pendek atau sedang.

Proses peremajaan dilakukan dengan melakukan penjajakan terhadap produk varian terbaru keluaran dua raksasa industri penerbangan, yaitu Boeing dan Airbus. Dua penandatanganan kerjasama dilakukan dengan dua perusahaan asing itu di gelaran Paris Airshow 2015.

Tak hanya itu saja, Garuda juga mulai menyiapkan langkah pencarian dana dalam bentuk pinjaman. Maskapai pelat merah ini menggandeng Bank of China (BOC) Aviation.

Arif meneken perjanjian kerjasama dengan BOC Aviation yang diwakili Managing Director and Chief Executife Officer BOC Aviation, Robert Martin. Menteri BUMN Rini Soemarno turut menyaksikan penandatanganan kerjasama ini.

"Kami menyadari potensi pertumbuhan baik itu di sektor bisnis dan pariwisata di kepulauan Indonesia yang merupakan ekonomi terluas di Asia Tenggara," kata Martin.

Dengan adanya kerjasama dengan BOC ini, bisa dibilang Garuda sudah setengah langkah dalam pemenuhan kebutuhan dana peremajaan. Menteri Rini mengungkap perjanjian dengan BOC itu melibatkan dana US$ 4,5 miliar (Rp 58,5 triliun).

"Jumlah itu untuk pengadaan dan juga perawatan, serta keperluan lain," kata Rini.
(faj/ang)


***

Alhamdulillah...negara onoh baek banget ya..apapun yang Indonesia butuhkan, sekarang dananya slalu standby dan cair.

Garuda disuntik 58,5 Triliun dengan senyuman kreditor negara itu..soalnya ntar juga bermuara di KONVERSI HUTANG jadi KEPEMILIKAN SAHAM, karena hutang segitu dah setara dengan .... % SAHAM.

Logika matematikanya gini:

2013 Chairul Tanjung beli 10,88% Saham IPO Garuda senilai 1,5 Triliun. Harga saham Garuda saat itu Rp 620 per lembar saham. Harga saham Garuda saat ini HANYA Rp 433 per lembar saham.

Nah sekarang kita dapat Hutang Mudah, sebesar 58,5 Triliun... Jadi bisa dihitung kan setara berapa persen saham Garuda kah itu???

Ni dah proyek ke sekian ratus yang nilainya triliun yang dapat dari sana (China) dalam kurun waktu 1 tahun pemerintahan Jokowi ini..

(Deny Rahmad Sikumbang)

No comments

Powered by Blogger.