Mengapa kini harus rakyat yang men’subsidi’ Pertamina


Pertamina enggan menurunkan harga BBM, karena merasa masih dalam posisi rugi karena menjual Premium, dan besar kerugian pertamina hampir sebesar 15,2 Trilyun, dengan tidak menurunkan harga Premium diwaktu harga minyak dunia turun, Pertamina berharap mendapatkan penggantian atas kerugian dari penjualan premium dari harga harga sebelumnya

Ada kesan Pertamina ‘terpaksa’ menjual Premium, dan dari keterpaksaan tersebut melahirkan kerugian

Aneh memang, Perusahaan Negara berpikir kapitalis neolib; artinya mencari keuntungan untuk menutup kerugian dari pembelian rakyat atas produk gagalnya

Kalau Pertamina memang merasa ‘rugi’ menjual premium, lalu mengapa tidak dihentikan saja penjualannya; ganti dengan pertalite sebagai bahan bakar paling rendah RON 90, Namun dengan harga yang sesuai kemampuan rakyat, bukan pada motif cari untung

Konsumen Pertamina sebagai perusahaan milik negara adalah 80 persen rakyat Indonesia itu sendiri.

Yang terjadi selanjutnya adalah Rakyat Indonesia mensubsidi Pertamina untuk menutupi kerugian, rakyat yang harus berpikir dan menanggung bagaimana menutupi kerugian yang dimiliki Pertamina dengan cara tetap membeli premium sesuai harga cari untung atau balik modal.

Untung saja Pertamina masih merupakan pemain utama penjualan BBM nasional yang berasal dari perusahaan milik negara; coba bayangkan andai saja ada kompetitor atau pesaing dari perusahaan milik negara sejenis yang menjual produk yang sama dengan Pertamina; apa yakin Pertamina masih dipilih?

Rakyat masih memakai Pertamina karena tidak ada pilihan lain dari Perusahaan milik negara yang menjual BBM.

Tapi sampai kapan?, karena saat ini mulai menjamur SPBU SPBU milik asing yang dapat menjadi alternatif pilihan rakyat, mampukah Pertamina bersaing? ataukah Pertamina sengaja untuk bersiap ditinggalkan konsumen setianya akibat dari aksi cari untung yang dilakukan.

Toh, Rakyat juga ada batas toleransinya sampai kapan harus terus mensubsidi Pertamina untuk menutupi kerugian.

Rakyat adalah alat untuk menutpi kerugian Pertamina, sementara Pertamina adalah alat untuk mencari keuntungan dari rakyatnya.

No comments

Powered by Blogger.