Mengenal Sosok KH Hasyim Muzadi dan Spirit Dakwahnya yang tak Pernah Hilang

Jabungonline.com - Kabar duka menyelimuti warga Nahdlatul Ulama (NU) atas meninggalnya mantan ketua umum PBNU, KH Ahmad Hasyim Muzadi pagi ini, sekira pukul 6.15 WIB di kediamannya Malang, Jawa Timur. Ia meninggal dunia di usia yang belum genap 72 tahun.

Berdasarkan informasi yang dihimpun  Kamis (16/3/2017), KH Hasyim merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur. KH Hasyim lahir di Bangilan, Tuban, Jawa Timur pada 8 Agustus 1944. Hasyim lahir di Tuban pada tanggal 8 Agustus 1944 dari pasangan H. Muzadi dengan istrinya Hj. Rumyati.

 Ia pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor. Suami dari Hj. Muthomimah itu sempat menjabat sebagai ketum PBNU preode 1999-2010 menggantikan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pria yang lahir di Tuban, Jawa Timur, 8 Agustus 1944 adalah seorang tokoh Islam Indonesia dan mantan ketua umum Nahdlatul Ulama yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015. Ia juga pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam di Malang, Jawa Timur, sebelumnya dia sempat mengeyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam gontor (1956 - 1962).

Pada tahun 1999, Hasyim terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) pada Muktamar ke-30 di Lirboyo, Kediri. Pada pemilihan presiden tahun 2004, Hasyim Muzadi menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Capres Megawati Soekarnoputri Presiden RI Kelima (2001-2004) Megawati Soekarnoputri.

Namun langkahnya ini gagal menuai kemenangan. Setelah itu, dalam Muktamar NU ke-31 di Donohudan, Boyolali, Jateng, Hasyim kembali terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) setelah berhasil mengungguli secara mutlak para pesaingnya, termasuk KH Abdurrahman Wahid.

Sesuai ketentuan internal NU, seseorang hanya boleh menjabat Ketua Umum Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU dua periode berturut-turut. Sehingga dalam Muktamar NU ke-32 di Makssar, April 2010, dia digantikan Dr. KH Said Aqil Siradj, MA. Sementara Hasyim Muzadi terpilih menjabat Wakil Rais Aam PBNU (2010-2015), bersama Dr. KH A. Musthofa Bisri mendampingi Ketua Rais Aam Dr. KH. M. A. Sahal Mahfudh.

Sebagai ulama, sosok Hasyim dikenal nasionalis dan pluralis. Apa saja yang dianggap perlu bagi agama, Indonesia, dan NU, Hasyim ikhlas melakukan. Pengasuh Ponpes Mahasiswa Al Hikam, Malang, ini dikenal sebagai sosok kiai yang cukup tulus memposisikan dirinya sebagai seorang pemimpin Indonesia. Sebagai ulama, sosok Hasyim dikenal nasionalis dan pluralis. Apa saja yang dianggap perlu bagi agama, Indonesia, dan NU, Hasyim ikhlas melakukan.

Sementara itu, pada 2004, KH Hasyim sempat mendampingi Megawati Soekarnoputri untuk maju menjadi calon presiden dan wakil presiden. Kala itu mereka bersaing dengan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Dalam pemilihan umum Presiden Indonesia 2004, Megawati dan Muzadi meraih 26.2% suara di putaran pertama, tetapi kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla di putaran kedua.

Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) KH Hasyim dipercaya menjadi salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres). Hingga ia wafat, KH Hasyim masih duduk sebagai anggota Wantimpres.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu akan disemayakan di Pondok Pesantren Al Hikam, Depok, Jawa Barat. Seperti diketahui, kesehatan KH Hasyim menurun sejak beberapa bulan terakhir. Ia sempat dirawat di RS RS Lavalette, Kota Malang. Bahkan, Presiden Joko Widodo sempat menjenguknya pada Rabu 15 Maret 2017. (DP)

No comments

Powered by Blogger.