Kemenangan DKI Jadi Penyemangat Tatap Pilkada 2018, Kemungkinan PKS Koalisi dengan Gerindra

Jabungonline.com - Presiden Partai Keadilan Sejahera (PKS) Sohibul Iman mengakui kemenangan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pilgub DKI Jakarta bisa menjadi modal bagi PKS untuk mengulang kesuksesan di Pilkada 2018.

"Secara internal kemenangan Anies-Sandi ini menjadi energi pendorong motivasi dan kepercayaan diri bagi seluruh kader dan struktur PKS khususnya di daerah daerah yang ada pilkada tahun 2018," kata Sohibul melalui pesan singkatnya pada Jumat (21/4), dikutip Republika.

Sementara secara eksternal, kemenangan itu juga menjadi pembuktian kepada publik bahwa setiap mengusung calon, PKS selalu berkomitmen dan sungguh-sungguh dalam memenangkan pasangan calon tersebut. Kendati, calon yang diusung tersebut bukan berasal dari kader PKS."Dari kedua sisi tersebut kami berharap jadi modal bagi Pemenangan pilkada serentak 2018 yang mencapai 171 daerah, dimana 17 di antaranya provinsi," kata Sohibul.

Namun demikian, Sohibul belum dapat memastikan apakah dalam Pilkada 2018 mendatang akan terus berduet dengan Partai Gerindra. Termasuk apakan pasangan calon yang diusung bukan dari kader internal PKS. "Yang mana pun bisa, proses politik terus dilakukan," kata dia.

Sementara, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menyebut kemenangan pasangan Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta menjadi modal bagi PKS untuk menatap Pilkada 2018. 

Menurutnya, duet PKS dan Gerindra yang sukses dalam Pilkada DKI juga akan dikembangkan untuk Pilkada di daerah lain."PKS kayanya duet dengan Gerindra akan berkelanjutan untuk di tempat-tempat lain sekalipun prosesnya bisa dibicarakan lagi," kata Hidayat di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta pada Jumat (21/4).

Menurutnya, duet PKS-Gerindra yang sukses di DKI Jakarta juga menunjukan bahwa bisa memenangkan calon kepala daerah tanpa modal yang besar. Selain itu juga mampu menunjukkan bahwa rakyat bisa mengalahkan intimidasi politik, politik uang dan iming-iming politik.

Hal ini pula menurut Hidayat dapat diterapkan ke Pilkada 2018 yang berlangsung pada Juni 2018 dan diikuti beberapa Pilgub besar seperti Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah, NTB dan Sumatra Utara.

"Kami berharap karenanya modal ini bisa dikembangkan ke daerah-daerah lain di 2018 karena ada pilkada yang lebih masif lagi di provinsi-provinsi yang lebih penting lagi Jabar, Jatim, Jateng, NTB, Sumut. Karenanya ketika banyak orang sebut Indonesia dikuasai pemodal cukong, Jakarta mengoreksi itu," katanya.

Diketahui, Pilkada serentak 2018 akan berlangsung pada Juni 2018 dan akan diikuti 17 provinsi, 39 kota dan 115 kabupaten.

No comments

Powered by Blogger.