Sekedar Mengingatkan, Provokator Mei 1998 Berbadan Tegap, Berambut Cepak

Kerusuhan terjadi di Jakarta pada Mei 1998, jelang Presiden Soeharto lengser. (REUTERS/Enny Nuraheni)

Jabungonline.com - Panitia Bersama Peringatan 19 tahun Tragedi Kekerasan Mei 1998 menuntut pemerintah mencari dalang kerusuhan yang terjadi di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta. Para provokator kerusuhan di beberapa tempat cenderung memiliki kemiripan. 

"Mereka itu provokator. Berbadan tegap, berambut cepak, dan berbaju anak SMA tapi wajahnya tua," kata pegiat Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Rini Pratsnawati kepada CNNIndonesia.com di Jakarta, Sabtu (13/5).

Rini mengatakan, orang-orang tersebut melakukan provokasi agar massa menjarah suatu toko. Kemudian setelah massa mulai menjarah, mereka pergi meninggalkan lokasi. 

Dia menyatakan tidak mengada-ada saat menyampaikan hal itu. Dikatakannya, dia mendapat informasi berdasarkan hasil temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) dan Komnas HAM.

Dia juga pernah menyaksikan sendiri saat provokator memainkan perannya pada Mei 1998. Bedanya, meski mirip, para provokator tidak mengenakan baju putih abu-abu ala siswa SMA.

"Waktu itu saya sedang di Kampung Melayu. Itu ada sekelompok orang berbadan tegap, rambutnya cepak teriak-teriak agar warga menjarah," lanjut Rini.

Rini melanjutkan, fenomena tersebut terjadi di beberapa kota, tidak hanya di Jakarta. Dia mengatakan, kerusuhan di Solo, Medan, dan Palembang dilakukan dengan pola yang sama.

Penuturan Rini memperkuat pemaparan Susan Berfield dan Dewi Loveard perihal identitas para provokator kericuhan. Susan dan Dewi mengutarakan tersebut dalam tulisannya berjudul Sepuluh Hari yang Mengguncang Indonesia.

"Mereka menggunakan bom-bom molotov berisi minyak tanah untuk menyalakan api di pertokoan itu," kata mereka.

Kerusuhan terjadi di Jakarta pada Mei 1998. (REUTERS/Supri)
Sementara, sejarawan sosial ekonomi Universitas Amsterdam, Gerry van Klinken mengungkapkan hal yang serupa dalam tulisannya berjudul Kerusuhan Mei. 

"Orang-orang berbadan kekar datang dengan naik truk pada titik-titik sasaran dan kemudian berteriak supaya toko-toko milik orang Cina dibakar."

Rini merekomendasikan agar pemerintah melakukan penyelidikan lanjutan agar masalah ini tidak menjadi tanda tanya dalam sejarah Indonesia. Dia merasa para provokator itu telah diorganisir oleh organisasi massa preman lokal, dan unsur aparat keamanan.

Selain itu, Rini juga mengusulkan agar pemerintah memberi kompensasi dan rehabilitasi kepada para korban kerusuhan Mei 1998. 

Dalam rangka peringatan 19 tahun tragedi Mei 1998, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), Ikatan Orang Hilang Indonesia (IKOHI), dan Komunitas Korban Mei 1998 mengeluarkan beberapa tuntutan kepada pemerintah. Tuntutan itu terkait kerusuhan Mei 1998 yang belum sepenuhnya terang, serta pemberian kompensasi dan rehabilitasi kepada para korban. 

Kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei 1998 diawali oleh krisis finansial di Asia dan dipicu penembakan terhadap empat mahasiswa Universitas Trisakti sehari sebelumnya. Mereka menuntut Soeharto lengser dari pemerintahan. (pmg)

Sumber: CNN

No comments

Powered by Blogger.