Duel Dua Naga di Pilgub Lampung

Hermansyah


Jabungonline.com - Perselingkuhan antara pengusaha dan penguasa sulit dihindari di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, perselingkuhan dimulai sejak Orde Baru. Apa seharusnya (das sollen) tak selalu dalam kenyataannya (das sein).

Setelah Rezim Orde Baru rontok, di Era Reformasi, pengusaha ada yang menjadi politis dan politisi menjadi pengusaha. Media nasional kerap memberitakan skandal akibat benturan kepentingan antara bisnis dan kekuasaan. 

Provinsi Lampung pun mau tak mau ikut arus besar itu. Seperti petir di siang bolong, Sudin yang sama sekali tidak pernah disebut-sebut kader PDIP Lampung tiba-tiba jadi ketua definitif PDIP Lampung jelang Pilgub Lampung 2018.

Sudin memang lahir dan besar di Panjang, Kota Bandarlampung. Reformasi telah membuka pintu pengusaha ini masuk ke dunia politik lewat PDIP. Dari Dapil 1 Lampung, dia melenggang dua periode di DPR RI.

Sudin "orang" Gajah Tunggal Grup, setidaknya mantan karyawan perusahaan yang mempunyai beberapa usaha di Lampung, antara lain perkebunan sawit BSMI di Mesuji dan KCMU di Pesisir Barat.

Kedua perkebunan ini dikelola oleh Yakop. Sebelum menjadi anggota DPR RI 2009 - 2014 dan 2014 - 2019, Sudin bersama kakaknya Pieter dan Yongki kepanjangan tangan Yakop mengurus kebun dan aset-asetnya di Lampung. 

Yakop sendiri adalah kerabat dari Artalita Suryani alias Ayin dan bos besarnya adalah Syamsul Nursalim. Yakop sendiri dekat dengan sumbu kekuasaan di DPP PDI Perjuangan, partai pemenang pemilu.

Polanya mirip dengan langkah Ridho Ficardo yang didukung Sugar Grup pada Pemilu 2014 dengan lebih dulu menguasai Partai Demokrat Lampung. Langkah serupa dikopi paste Arinal Djunaidi dengan menguasai Partai Golkar Lampung.

Pola sosialisasi kedua cagub yang kenal baik dengan Purwanti Lie, bos SGC, bak pinang di belah dua : wayangan dan jalan sehat berikut hadiah yang bisa menyedot ribuan penonton. Dulu Ridho yang melakukan cara tersebut dan kini Arial Djunaidi.

Bedanya dengan Sudin. Meski sukses menguasai PDIP Lampung, desas-desusnya, Sudin tak boleh nyalon gubernur. Dia juga setelah terpilih menyatakan ingin PDIP solid menghadapi pilgub, pileg, dan pilpres.

Salah satu kandidat kuat yang bakal diusung partai ini adalah Wali Kota Bandarlampung Herman HN. Dia jauh-jauh hari hanya ingin diusung PDIP. Partai ini tak perlu berkoalisi untuk mengusung cagub dan cawagub Lampung.

Artalita Suryani alias Ayin kebetulan warganya Herman HN di Kota Bandarlampung. Dia juga banyak usaha di Kota Bandarlampung. Ayin, di Lampung, tampaknya nyaman. Dia tak pernah terdengar bikin pusing Walikota. 

Dengan modal popularitas, elektabilitas, dan akseptablitas yang tinggi, Herman HN yang sering merasa terganggu oleh petahana cuma butuh perahu PDIP untuk bertarung melawan calon gubernur lain, Ridho Ficardo, Mustafa, dan Arinal Djunaidi.

PDIP Lampung yang kini sudah digenggam bekas "orangnya" Gajah Tunggal, Sudin, dengan mencalonkan sendiri kadernya yang "ngetop", Herman HN, tak perlu lagi terlalu berkeringat menyosialisasi mantan kepala Biro Keuangan Provinsi Lampung.

Pilgub Lampung 2018 nampaknya akan berlangsung lebih seru dibanding Pilgub 2014. Jika dulu hanya bau-bau Sugar Grup, kini ada bau-bau "naga" baru yakni Gajah Tunggal group.

Sementara sampai hari ini, Ketua Nasdem Lampung Mustafa masih kurang satu kursi. Sedangkan Ketua Demokrat Lampung Ridho Ficardo sampai hari ini belum jelas didukung partai mana, termasuk partainya sendiri Demokrat.

Praktis, Pilgub Lampung akan berlangsung seru antara bau-bau dua "naga" : Sugar Group vs Gajah Tunggal Group. Tabikpuuun. [redpel rmollampung]

No comments

Powered by Blogger.