Lokakarya Soal Bencana Gelaran PKS Bandar Lampung, Ini Tips Atasi Trauma Bencana ala Psikolog Yeti Widiati



Lokakarya Soal penanganan psikologis korban bencana khususnya terhadap ana-anak gelaran DPD PKS Bandar Lampung.

Jabung Online – Lokakarya Mini bertema “Dukungan Psikologis Bagi Anak-anak di Daerah Bencana dengan Metode Healing” digelar pengurus Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPD PKS Bandar Lampung hari ini di Aula kantor partai setempat.

Psikolog Yeti Widiati hadir sebagai pemateri. Ia memaparkan cara menanggapi gejala trauma bencana alam kepada peserta yang hadir.

Acara yang dikomandoi Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga digagas Yuni Karnelis ini diikuti sejumlah kader perempuan PKS.

Yeti memberikan banyak ilmu pengetahuan pada peserta dalam mengelola psikologi, terutama pada korban bencana.

Peserta yang hadir diajak berdiskusi dan melakukan pelatihan langsung dalam memberikan healing kepada para korban bencana.

Latihan yang diberikan berupa inventory peristiwa hidup traumatik dan daftar periksa gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

“Saya akan bertanya hal-hal positif dari korban semisal bagaimana korban bisa selamat, dan sebagainya,” kata Yeti Widiati.

Dalam latihan tersebut peserta diajak berkumpul bersama, diajarkan untuk proses identifikasi tingkat trauma.

Bagi yang sudah terampil dan berpengalaman dalam melakukan healing biasanya bisa mempraktekkan kepada 20-40 orang dewasa yang terkena efek bencana untuk dikumpulkan bersama.

Proses itu dilakukan supaya para korban lainnya bisa saling melihat, dan tergabung dalam suasana yang sama, menyadarkan bahwa mereka tidak sendiri, trauma yang diterima pun juga dirasakan, agar mereka mengakui seolah efek yang diterima itu normal.

Yeti mengatakan, dalam kegiatan ini sangat mungkin peserta healing terpicu secara emosional. Saran dia, jangan ditahan, biarkan emosi mereka keluar dan dilakukan ramai-ramai.

Nantinya dalam proses ini para korban akan saling mendapat pembelajaran.

“Jadi healing yang berlangsung secara ilmiah, yaitu belajar dari temannya sendiri tanpa harus dari psikolog,” ujarnya.

Untuk proses daftar periksa gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD), para korban diajak bicara misal bicara sendiri, jiwa terganggu dari sebelum bencana,. Dan itu adalah pertanda tidak tertolong.

Ada 4 kategori dalam identifikasi gejala trauma yaitu yang tidak mungkin tertolong ditandai dengan warna hitam, pertolongan segera ditandai dengan merah, dapat ditunda ditandai dengan warna kuning, tidak mendesak ditandai dengan warna hijau.

“Warna hijau ini kalau diajak ngobrol lempeng tidak ada emosi lagi,” kata Yeti.

Hijau ini bahkan bisa menceritakan sambil bercanda. Yeni menyarankan untuk berhati-hati antara yang trauma sekali dangan yang bercanda harus bisa dipisah atau ditahan agar tidak terjadi tersingung satu sama lain.

Ada yang bisa mengatasi ada perlu waktu dalam mengatasi traumanya sehingga perlu pendamping untuk bisa kembali pulih dan bisa menjalani hidup lebih positif.

Kata dia, proses trauma healing dilakukan 3 bulan setelah bencana.

Yeti juga menambahkan self protection untuk relawan, di mana saat proses healing relawan harus fokus pada tujuan aktivitas, lakukan disosiasi, menghindari transferens atau ikut terbawa suasana emosional, dengan melakukan self healing. [JWS]

No comments

Powered by Blogger.