Anjing Masuk Masjid Hingga Soal KKP Larang Jenggot

Jabung Online – Menjadi negara mayoritas Muslim di dunia, tak membuat Indonesia terhindar dari kejadian-kejadian memprihatinkan. Ahad (30/6), kemarin contohnya, seekor anjing tak bersalah, mau tak mau ikut masuk ke dalam Masjid Al Munawaroh, Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, karena dibawa oleh pemiliknya, Suzethe Margaret (SM).



SM Mengamuk di Dalam Masjid
Anjing itu berlarian di dalam Masjid, karena bingung dengan apa yang sedang terjadi. Pemiliknya justru sibuk dengan keonaran yang dibuatnya sendiri. Umat Islam sekitar pun, mau tak mau harus menyingkirkan ia dari dalam Masjid.

Karena sebagai tempat ibadah, Masjid memiliki batas suci. Tapi SM justru melanggarnya dengan masuk ke dalam Masjid menggunakan alas kaki, bahkan membawa serta anjing peliharaannya.

Sungguh malang hewan kecil hitam berkaki empat itu, sudah tak tahu apa-apa, karena sikap buruk pemiliknya, ia sampai harus kehilangan nyawa, setelah tertabrak kendaraan yang sedang melintas, saat ia berlarian di sekitar Masjid.


SM, Sesaat Setelah Mengamuk di Masjid
Sementara itu, meskipun hingga kini pihak kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan SM, yang dinilai memiliki gangguan. Namun, wanita 52 tahun itu sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Sebelumnya, SM yang mengamuk di Masjid tersebut, menuding sang suami akan dinikahkan di Masjid Al Munawaroh. Tetapi pengakuannya itu langsung dibantah oleh pihak Masjid, mereka menegaskan apa yang diucapkan SM adalah bohong.

“Tidak ada kegiatan pernikahan di sini, itu bohong. Oleh karena itu, kita harus hati-hati. Mungkin ada pihak-pihak yang akan mengadu domba kita dengan orang lain,” ungkap DKM Al Munawaroh, Raudl Bahar, Ahad (30/6) malam.

Belum selesai masalah satu ini, muncul lagi masalah baru, yakni Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Aporen Siregar diduga melarang salah satu petugas keamanan kantor, M Elyas Guhiat, untuk memiliki jenggot.

Senin (24/6) lalu, Aporen disebut meminta Elyas mencukur habis jenggotnya, karena dianggap membawa unsur agama dalam pekerjaan.

Hal ini terungkap setelah Forum Peduli Islam Ciamis berunjuk rasa di depan Kantor KPP Pratama Ciamis, Selasa (2/7).


Massa Forum Peduli Islam Audensi di KPP Pratama Ciamis

“Tolong itu jenggot dibersihkan, kalau tidak dibersihkan hari ini, pintu terbuka lebar. Jangan membawa agama ke sini, kalau mau ibadah di luar saja,” tutur Koordinator aksi, Deden Badrul Kamal menirukan ucapan Aporen, seperti dilansir dari Kumparan.

Tidak terima dengan pernyataan pimpinannya, Elyas pun memilih untuk meninggalkan pekerjaannya. Tetapi kondisi tersebut justru terus berlanjut, rekan kerja Elyas lainnya juga mengalami hal yang sama, yakni diminta untuk mencukur jenggotnya.

Aporen yang tak terlihat menemui massa unjuk rasa, disebut Kepala Seksi Pemeriksaan (Kasie) KPP Pratama Ciamis, Slamet Sugiharto, sedang berada di Bandung untuk mengikuti kegiatan.

Kasie KPP Pratama Ciamis, Slamet Sugiharto
“Kepala bukan menghindar, tapi ada kegiatan di Kanwil Bandung, jadi tak bisa hadir di sini,” jelasnya, seperti dilansir dari Merdeka.

Slamet menambahkan, permasalahan tersebut sudah selesai secara kekeluargaan. Menurutnya, semua pihak telah saling memaafkan. Elyas pun sudah kembali bekerja.

Lebih lanjut Slamet menjelaskan, kebijakan penampilan pegawai di Kantor Pajak, semuanya sudah tertuang dalam aturan secara Nasional.

“Artinya Kepala KPP tak mengada-ada terkait teguran untuk merapikan penampilan petugas keamanan,”ujarnya.

Hanya saja ia menduga bahwa saat teguran dilakukan, ada kesalahpahaman, sehingga hal tersebut melebar ke urusan agama.

Tetapi Slamet mengaku, dengan adanya kejadian tersebut, pihaknya akan melakukan koreksi agar ke depan tidak kembali terjadi kejadian serupa.

Elyas yang awalnya sempat kaget saat menerima teguran pun menyadari adanya kesalahpahaman, setelah berkomunikasi lebih lanjut.


Sekuriti KPP Ciamis, Elyas

“Saya mengira harus mencukur jenggot. Ternyata saya hanya disuruh merapikan, bukan disuruh cukur semua. Jadi sudah beres urusannya,” kata Elyas.

Sementara ditemui secara terpisah, Aporen membantah tudingan dirinya mengancam Elyas, karena alasan berjenggot. Dirinya mengaku menegur, agar karyawannya itu merapikan jenggotnya, bukan mencukur habis.

“Saya tidak menyuruhnya untuk mencukur jenggot, tapi membersihkannya agar terlihat rapi. Hal ini mengingat karyawan di lingkungan kami adalah pelayanan kepada masyarakat,” ungkap Aporen.

“Kami tidak bawa-bawa agama, agama kita sama, dan kita saling menghormati dan menghargai, karena itu perintah pimpinan kami,” pungkasnya.

No comments

Powered by Blogger.