Netizen: Jaket Kuning Itu Berani Lawan Tirani, Bukan Cuma Soal Parkir

Jabung Online – Kebijakan terkait akan dikenakannya biaya parkir di kompleks Universitas Indonesia (UI), membuat ratusan mahasiswa BEM UI melakukan demonstrasi di depan rektorat, Senin (8/7). Namun, ternyata peristiwa ini tidak didukung seratus persen oleh berbagai pihak. Salah satunya, karena para mahasiswa dinilai berani turun ke jalan untuk ‘membereskan’ hal kecil, tetapi justru diam berpangku tangan menghadapi tirani.



Menurut warganet, mahasiswa sekarang terkesan ‘melempem’, mengalami dekadensi, bahkan dianggap tunduk dengan pemerintah, sehingga tak lagi berani mengkritik hal-hal keliru yang terjadi di dalamnya.

Adalah Afwan Riyadi Widiyanto, alumnus UI yang juga sempat memimpin lagu Indonesia Raya pada saat Aksi 212 di tahun 2016 lalu.

Ia mengatakan, seharusnya mahasiswa jaket kuning itu, juga bisa berani melawan kesewenang-wenangan, tidak berdiam diri, dan baru muncul saat ada permasalahan parkir berbayar.

“Jaket kuning itu harusnya berani lawan Tirani, bukan cuma lawan Secure Parking,” tulis Afwan, di akun Facebook pribadinya, Selasa (9/7).

“Dulu dengan jaket kuning, ane cuma berdua, bisa bubarkan 3 tronton massa preman yang mau merusuh tengah malam di depan UI Salemba. Sekarang adik-adik mahasiswa UI ini, ramai demo pakai jaket kuning; cuma buat protes secure parking,” imbuhnya.

Postingan tersebut pun mendapat beragam tanggapan dari warganet lainnya. Mereka sepakat dengan Afwan, dan mengaku ikut kecewa dengan sikap mahasiswa di zaman sekarang.

SAm FeRi: Entah apa gerangan jadi melempem.
Tita Ismaniasita: Yup, bener banget bang. Ke mana perginya jiwa-jiwa mujahid para mahasiswa, ya? Masa kalah sama emak-emak militan,

Ridwan Setiambogo: Sudah bukan agent of change sekarang, tapi agent of chance.
Atiek Munir: Udah ada dekadensi ya si yellow jacket sepertinya?

Hadi Siswanto: Jaket kuning dulu berani berdiri dan melangkah. Sekarang bisanya lesehan dan ndeprok. Gregetan!

Sebelumnya, hingga pukul 15.40 WIB, Senin (8/7), para mahasiswa masih melakukan demonstrasi.

Mereka berkumpul untuk menentang kebijakan parkir UI, lengkap dengan atribut unjuk rasa bertuliskan “Secure Parking Insecure Money” dan “Ngebut Bro Lewat 15 Menit Bayar”.

“Kami menolak kebijakan bapak tentang secure parking, salah satu logika berpikir bapak adalah tidak bisa membedakan jalan dan parkiran. Hey pak Rektor, bapak membungkam kami ketika kita dibungkam apa yang kita lakukan?” tutur salah satu orator, Manik Magana.

“Lawan lawan lawan, hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia,” jawab para peserta demo.

Sementara diketahui dari informasi yang beredar, pihak UI mengeluarkan kebijakan, yakni kendaraan yang masuk ke wilayah UI lebih dari 15 menit, akan dikenakan biaya, untuk motor Rp 5 ribu, dan mobil Rp 20 ribu. Sedangkan untuk setiap jam berikutnya, masih akan ada tarif tambahan.

“Kalau melebihi 15 menit, kena biaya 5 ribu motor, kalau mobil 20 ribu. (Di bawah 15 menit) enggak kena biaya, tapi ada peraturan kecepatan di UI itu maksimal 30km/jam, dan dengan kecepatan segitu, gak (mungkin) bisa keliling UI di bawah 15 menit,” pungkas seorang mahasiswa yang tak menyebutkan namanya.

No comments

Powered by Blogger.