Masih Andalkan SBY, Demokrat Disarankan Belajar dari PKS
Popularitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ini diprediksi tak akan memberikan pengaruh signifikan bagi Partai Demokrat pada Pemilu 2019 mendatang. Momentum SBY sebagai figur pengatrol suara Demokrat sudah mencapai klimaks pada Pemilu 2009 lalu.
"Popularitas figur itu ada puncaknya. Popularitas SBY sudah klimaks dan tak lagi bisa diandalkan untuk mendongkrak suara Demokrat pada Pemilu 2019," kata pengamat politik Universitas Islam Syarief Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago, Selasa (12/5/2015).
Menurut Pangi, saat menjabat Presiden pada periode 2004-2009, SBY dianggap berhasil dalam menjalankan pemerintahan. Hal ini dianggap menjadi kunci keberhasilan SBY dalam mendorong Demokrat menjadi partai pemenang Pemilu 2009. Namun, SBY dinilai kurang cakap dalam menyiapkan kader Demokrat yang mampu menggantikannya saat proses regenerasi kepemimpinan berlangsung.
Padahal, menurut Pangi, paradigma partai yang hebat itu kini telah bergeser, dari partai yang mengandalkan figur sebagai vote getter menjadi mesin partai. Ia menyarankan Demokrat belajar dari keberhasilan Partai Keadilan Sejahtera dalam mempertahankan perolehan suaranya pada Pemilu 2014 lalu.
"(PKS) figur ketua umumnya siapa pun tetap suaranya stabil. Walaupun tersangka figur ketua umumnya, tetap PKS survive dari pemilu ke pemilu. Sebab, PKS mengandalkan mesin partai ketimbang kekuatan sosok figur sentral," ujarnya, dilansir KOMPAS.
Dalam Kongres Partai Demokrat yang berlangsung di Surabaya, Selasa (12/5/2015), SBY akhirnya ditetapkan lagi menjadi Ketum Partai Demokrat periode 2015-2020. Seluruh DPD secara aklamasi menyatakan persetujuannya terhadap SBY, calon tunggal Ketum Demokrat.
Post a Comment