Catat dan Ingat ! TERORISME Hanya Berlaku Untuk ISLAM


Ustadz Hafidin Achmad Luthfie

Karena pelaku terorisme beragama katolik maka dia tak disebut seorang teroris sebagaimana lazim diberikan media-media busuk, bayaran, dan pembenci Islam.

Karena pelaku bernama baptis, tak ada "abu" di depan namanya atau aliasnya, maka tak dikaitkan dengan lembaga pendidikan kristen atau katolik sebagaimana lazim dikaitkan dengan pesantren tertentu bila pelakunya muslim. Bahkan para pembenci Islam dan umatnya mengawasi pesantren dan memaksa pesantren merubah kurikulumnya.

Karena pelaku, sekali lagi, katolik, maka pasukan densus 88 tak perlu membuat operasi penangkapan menjadi heroik dan heboh dengan diiringi tembak-menembak, pengerahan anggota polri dalam jumlah besar untuk mengepung lokasi, dan juga penembakan di tempat secara biadab sebagaimana lazim mereka lakukan pada "teroris" muslim dengan dibumbui rekayasa cerita bahwa sang teroris katolik itu melawan sambil meneriakkan "haleluya" dan melemparkan bom.

Sang teroris dengan nama baptis itu sangat berbahaya. Sudah berkali-kali mau ngebom mal alam sutera. Dan teroris katolik dengan nama baptis itu disebut menggunakan teknologi bom terbaru. Pertanyaannya, mengapa penjahat besar itu tak dihabisi saja di tempat mengingat dia orang yang sangat berbahaya dan terbukti ngebom?! Sementara pada "teroris" muslim yang tidak terbukti ngebom pasukan densus bisa menjadi raja tega dan melakukan tindakan biadab.

Media-media tak sedikit pun mengaitkan teroris katolik dengan nama baptis itu dengan tindakan terorisme. Di sini tampak sekali bahwa media-media mainstream adalah media-media bayaran, tak punya moral, dan memihak ideologi-ideologi dan agama-agama tertentu.

Semoga dengan kejadian ini membuka kesadaran umat Islam bahwa mereka selama ini telah difitnah dan agama mereka telah dinistakan. Dan bahwa yang diperangi densus 88 adalah agama Islam dan umat Islam.[]

No comments

Powered by Blogger.