Antara Makna Pahlawan dan Pemerintahan Neolib


Hari Pahlawan yang diperingati hari ini, seolah menjadi refleksi diri bagi bangsa ini sendiri; apakah masih ada jiwa pahlawan pada diri pemimpin saat ini?

Menjadi Pahlawan bagi bangsa dan negara pada saat ini, bukan berarti menjadi sosok seperti pejuang masa lalu, dengan menggunakan senjata dan tekad mempertahankan kemerdekaan.

Saat ini, dibutuhkan pemimpin yang memiliki jiwa para pahlawan, memperjuangkan kepentingan bangsa dan negaranya diatas kepentingan yang lain.

Hal di atas menjadi sebuah keironian, ketika refleksi jiwa pahlawan pada masa lalu seolah tergerus oleh sifat Pemimpin saat ini yang pro aseng dan asing, dan lalu pertanyaannya apakah pantas pemimpin berjiwa neolib yang pro asing tersebut berbicara tentang makna Pahlawan.

Bisa berbicara mengenai cita cita para pahlawan tetapi lupa pada diri yang ‘meninggalkan’ makna pahlawan itu sendiri.

Apakah kini, semua kaca diri itu telah hilang? sehingga rasa malu sebagai pemimpin yang seharusnya berdiri paling terdepan atas kepentingan bangsa dan negara, kini malah tak ubahnya menjadi antek para pengusaha asing.

Hilang sudah makna Pahlawan pada diri para pemimpin saat ini, mereka tak ubahnya merayakan hari pahlawan sekedar sebuah ceremony semata, atau sekedar kewajiban untuk melaksanakan saja.

Pahlawan bagi bangsanya sendiri, ataukah menjadi pahlawan bagi bangsa lain?

No comments

Powered by Blogger.