Abaikan Dukungan Sejuta KTP, Ahok Keok

Tingkat keterpilihan calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) anjlok 4,7 persen. Menyusul keputusannya memilih jalur partai politik (parpol) di Pilkada DKI 2017.

Persentase tersebut berdasarkan hasil survey yang dilakukan Manilka terhadap 440 responden. Managing Director Manilka, Herzaky Mahendra Putra mengatakan kekecewaan tersebut lantaran Basuki Tjahaja Purnama dinilai mengabaikan dukungan 1 juta KTP yang diberikan warga.

“Sebanyak 4,7 persen responden menyatakan Gubernur Ahok tidak konsisten karena memilih maju melalui jalur parpol,” kata Herzaky saat memaparkan hasil survei Manilka di Jakarta.

Pengumpulan data survei dilakukan pada 6-11 Agustus 2016. Sampel yang digunakan sebanyak 440 responden, dipilih dengan metode acak bertingkat, tersebar di enam wilayah Jakarta. Margin of error plus minus 4,7 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

“Dari tingkat popularitas, memang mayoritas responden yaitu 98,9 persen, mengaku kenal dengan Ahok. Namun, tingkat kesukaan terhadap Ahok mengalami penurunan yakni dari 62,5 persen (Juni 2016) menjadi 56,1 persen (Agustus 2016). Tingkat keterpillihan Ahok juga mengalami penurunan dari 49,3 persen menjadi 43,6 persen,” ujar Herzaky.

Dia menuturkan, kekecewaan responden terhadap keputusan Ahok memilih jalur parpol, semakin diperkuat dari hasil simulasi pemilihan paket kandidat calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) bila Pilkada DKI digelar saat ini.

Berdasarkan hasil simulasi dua paket kandidat, Ahok-Djarot Saiful Hidayat vs Tri Rismaharini-Sandiaga Uno, maka tingkat keterpilihan kedua paket kandidat seimbang yakni sebesar 20, persen. “Sementara, responden yang mengatakan masih ragu-ragu sebanyak 45,2 peresen dan tidak jawab 13 persen,” katanya.

Dia menambahkan, gambaran serupa juga terlihat dari simulasi dua paket kandidat antara Ahok-Djarot dengan Sandiaga-Yusuf Mansur. “Bila Pilkada DKI digelar hari ini, maka sebanyak 24,1 persen responden akan memilih Ahok-Djarot dan Sandi-Yusuf 14,8 persen. Sementara responden yang menyatakan masih ragu-ragu sebanyak 46,8 persen dan tidak menjawab 14,3 persen,” imbuhnya.

Dia mengatakan, survei manilka juga mencoba membuat simulasi tiga paket kandidat antara Ahok-Heru Budi Hartono, Risma-Budi Waseso (Buwas) dan Sandi-Yusuf. “Hasilnya, Ahok-Heru 21,1 persen, Risma-Buwas 12,5 persen, Sandi-Yusuf 11,8 persen. Sementara yang masih ragu sebesar 43,7 persen dan tidak jawab 10,9 persen,” katanya.

Dia menambahkan, belum jelasnya paket kandidat cagub-cawagub juga turut memengaruhi sikap pemilih yang masih belum menentukan sikapnya saat ini.

Survei Manilka juga mencoba melihat tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja gubernur dan wagub saat ini (Ahok-Djarot). Sebanyak 60,7 persen responden mengaku puas. Meski tingkat kepuasan ini menurun dibanding Juni 2016 sebesar 67,5 persen.

Kepuasan publik terhadap kinerja Ahok-Djarot tampak meningkat antara lain di bidang pendidikan yang merata dan terjangkau, keamanan dan ketertiban, penataan kota/pemukiman, penangnan banjir, transportasi, pelayanan aparatur birokrasi dan penegakan hukum,” ujarnya.

“Sementara lima isu pembangunan DKI yang mendesak harus ditangani ke depan dari kaca mata responden yakni harga sembako yang terjangkau, pengangguran, kemacetan, pemberantasan korupsi dan kemiskinan,” pungkasnya.

No comments

Powered by Blogger.