Meragukan Kemampuan China Pada Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung



Jabungonline.com - Perkembangan Proyek reta Cepat Jakarta Bandung memasuki babak baru, setelah banyak pihak bertanya dan meragukan jalannya proyek kereta cepat jakarta bandung, pemerintah melalui menko kemaritiman memberikan penjelasan terkait sudah sejauhmana proses proyek tersebut

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah juga membutuhkan teknologi dalam pembangunan proyek ini untuk mencermati pergerakan tanah. Pasalnya, kawasan yang akan dilalui rel kereta cepat ini termasuk ke dalam kawasan rawan gempa.

“Kita masih dalami lagi terkait teknis. Karena Menteri Basuki (Menteri PUPR) menyampaikan tadi pergerakan tanah yang banyak itu perlu juga teknologi yang baik dari China sehingga apabila terjadi gerakan tanah tidak terjadi cost overrun yang tinggi karena keterlambatan pembangunannya,” tuturnya di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/4/2017).

China pun dianggap kurang berpengalaman untuk hadapi kontur tanah di Indonesia. Untuk itu, pemanfaatan teknologi nantinya akan dikaji kembali oleh pemerintah.

“Indonesia lebih leading dari China menyangkut masalah gempa. Karena di sana hampir tidak ada gempa. Makanya kami hitung ulang lagi, mengenai cost overrun ini karena sekarang kita lihat jalan-jalan kereta api, jembatannya yang dibuat Belanda dulu sekarang banyak yang diperbaiki. Lalu jalan jembatan kita yang Jakarta-Bandung sekarang bergerak strukturnya karena pergerakan tanah. Sekarang China kurang punya pengalaman di situ, kita harus mereka dapat sertifikasi dari lembaga gempa apa itu di PUPR,” tuturnya.
Meragukan China, lalu dimana studi kelayakan proyek tersebut

Pernyataan pemerintah mengenai proyek kereta cepat, seolah selalu berubah ubah karena sebelum Menko Kemaritiman memberikan penjelasannya, Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki telah menyatakan penandatanganan kontrak Engineering, Procurement, and Construction (EPC) proyek kereta cepat Jakarta – Bandung merupakan revolusi di bidang transportasi. “Kereta cepat ini merupakan terobosan, modernisation perkeretaapian di Indonesia,” katanya di Gedung WIKA, Jakarta, Selasa, 4 April 2017.

Pernyataan disampaikan usai kontrak konstruksi mega proyek itu diteken oleh PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) dan High Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC). Selain Teten, penandatanganan kontrak disaksikan oleh Staf Ahli Menteri BUMN Sahala Lumban Gaol, dan Duta Besar Cina untuk Indonesia, Xie Feng.

Ada ketidak sinergian informasi terkait proyek tersebut, ibarat satu sisi sudah memaparkan prosesnya sampai mana, tetapi di sisi lain justru ada pihak memberikan pemaparan bahwa proyek tersebut masih berjalan di tempat

Dan yang lucu, adalah dua pihak yang saling bertolak belakang mengenai proyek kereta cepat jakarta bandung tersebut justru berasal dari satu tempat yaitu Istana Merdeka sendiri (Pemerintah)

Meragukan kemampuan China mengenai kemampuannya menangani wilayah yang rentan akan gempa, memberi bukti lain ada hal yang sepertinya ditutupi oleh pemerintah itu sendiri

Satu alasan utama adalah tahapan proyek yang biasa dilakukan sebelum proyek tersebut dilakukan groundbreaking, yaitu tahapan bernama studi kelayakan

Apakah tidak ada studi kelayakan untuk menjadi standar penilai apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak, sehingga perlu pertimbangan yang lain

Dengan pernyataan meragukan kemampuan china dalam menangani proyek dengan wilayah rentan gempa, seolah menutupi kemampuan china membuat kereta cepat diatas laut serta pegunungan di tibet (yang diketahui justru wilayah rentan gempa)

Publik makain melihat ketidak jelasan atas proses proyek kereta cepat tersebut, ibarat tinggal menunggu waktu pemerintah sendiri akhirnya memutuskan menunda proyek kereta cepat Jakarta Bandung dengan alasan ketidaklayakan, padahal mungkin hal utama yang melatarbelakangi adalah soal anggaran proyek semata karena bertele telenya CDB (China Development Bank) dalam mencairkan dana proyek

No comments

Powered by Blogger.