Akhirnya, Afi Nihayah Faradisa Akui Tulisannya Adalah Hasil Plagiat


Jabungonline.com – Asa Firda Inayah atau lebih beken dengan nama akun Facebook miliknya, Afi Nihaya Faradisa, akhirnya mengakui dirinya melakukan plagiarisme atau menjiplak.

Selama sepekan terakhir, banyak pihak yang menuding tulisan berjudul “Belas Kasih Dalam Agama Kita” di Facaebook, Minggu (25/5/2017) akhir pekan lalu, bukan asli tulisan Afi. Sebab, nyaris seluruh paragraf tulisan itu persis sama dengan tulisan “Agama Kasih” karya Mita Handayani pada Juli 2016.

“Apakah aku pernah melakukan plagiasi? Ya,” tulisnya dalam akun Facebook pribadinya, Sabtu (3/6/2017).

Namun, Afi berkilah dan balik menuding semua orang juga pernah melakukan plagiarisme.

“Kita semua pernah. Siapa yang tidak pernah melakukannya? Mulai dari tugas sekolah sejak SD, makalah kuliah, ujian, sampai caption foto di media sosial,” tudingnya.

Karena semua orang dituduhnya menjiplak, Afi hanya merasa dirinya tengah bernasib sial ketahuan plagiat. Sebelumnya diberitakan, Afi diduga melakukan plagiarisme terhadap tulisan milik Mita Handayani.

“Kebetulan saja hanya aku yang tersorot, karena ‘Warisan (yang juga diduga menjipak video terjemahan Mita) sangat viral. Media serta orang-orang yang bahkan tidak pernah mengenalku sama sekali secara tiba-tiba memuji dan memaki, mengagumi dan membenci,” tuturnya.

Selengkapnya, berikut pernyataan Afi:
“Ayah tahu kamu hanya berusaha untuk melakukan banyak hal pada orang lain, seperti nama yang ayah berikan padamu: inayah”, begitulah ayahku memulai percakapan kemarin.


“Tapi jika kamu malah menerima ‘kehancuran’ sebagai balasan atas semua hal yang selama ini sudah kamu lakukan, maka berhentilah. Biarkan saja. Apa yang bisa kamu harapkan lagi ketika ketulusan dan kepedulianmu ramai-ramai diludahi?”
Seketika tangisku pecah.


Aku sendiri tahan dibully dan dicaci maki, tapi ketika orangtuaku mengetahuinya, mereka adalah orang pertama yang paling terluka.


Seperti ayahku, mungkin aku juga sama seandainya aku sudah jadi seorang ibu. Kurasa semua orang tua juga begitu. Maka, aku bersumpah takkan melakukan sesuatu pada anak orang lain jika aku sendiri tidak mau hal itu terjadi pada anakku.


Hanya orangtuaku, hanya mereka lah yang tetap menyayangiku entah aku menulis atau tidak, entah aku pintar atau bodoh, entah aku sempurna atau cacat.


Aku tahan jika pun diserang habis-habisan, tapi aku tak tahan melihat orangtuaku bersedih karena hal itu. Maka, aku sempat menutup akun ini selama sehari.


Apakah aku pernah melakukan plagiasi? Ya.


Kita semua pernah. Siapa yang tidak pernah melakukannya? Mulai dari tugas sekolah sejak SD, makalah kuliah, ujian, sampai caption foto di media sosial. Kalaupun kita mengklaim punya hak cipta atas suatu gagasan yang brilian, maka gagasan tersebut tetaplah akumulasi dari segala hal yang berhasil kita serap sehari-hari.


Tak ada gagasan yang benar-benar murni, asli.


Kebetulan saja hanya aku yang tersorot, karena WARISAN sangat viral. Media serta orang-orang yang bahkan tidak pernah mengenalku sama sekali secara tiba-tiba memuji dan memaki, mengagumi dan membenci.


Mereka mulai menelisik segala hal tentang gadis 18 tahun ini, mencari dengan sedetil-detilnya apa yang ada di sana.


Aku tahu, terhadap WARISAN, begitu banyak orang yang tidak sepaham. Akunku sempat mati karena dilaporkan massal, pemiliknya pun diancam akan dimatikan.


Akhirnya sekarang mereka menemukan amunisi yang tepat untuk melampiaskan kebencian, untuk menghujamku dalam-dalam.


Tanpa mengesampingkan apa-apa, SATU kelemahan yang tidak menyakiti siapapun kemudian menjadi masalah besar yang lebih penting untuk diurusi daripada memperbaiki hidup mereka sendiri.


Tapi, terlepas dari semuanya, Afi tetaplah Afi, anak yang sudah menulis diary sejak SD, menulis artikel dan berbicara di depan publik sejak SMP, dan tidak hanya suka membaca buku-buku pelajaran saja.


Aku bisa kehilangan apapun, tapi aku tidak akan pernah kehilangan diriku.


Orang-orang yang mengikuti akunku sejak lama pasti tahu, aku hanya mencoba melakukan segala hal yang bisa kulakukan untuk berkontribusi bagi negara ini.


Melalui pena dan sosial media, aku hanya berharap bisa memberikan manfaat bagi pembaca, bagi Anda semua.


I’m sorry, I’m not perfect.
And I will never be.

No comments

Powered by Blogger.