Ike Edwin Bicara Pilgub 2018


Irjen Pol Ike Edwin di kediamannya, Istana Lamban Kuning, Jumat (8/9)

IRJEN Ike Edwin menjadi salah satu nama yang masuk bursa pencalonan gubernur-wakil gubernur Lampung 2018. Namun hingga sekarang, staf ahli kapolri bidang sosial dan politik ini belum memutuskan langkah politiknya. Hal ini membuat publik bertanya-tanya soal kepastian Dang Ike—sapaan akrabnya—maju dalam pilgub mendatang.

Ternyata, pinangan dan dukungan untuk maju pilgub telah datang dari berbagai kalangan. Hal ini tak terlampau aneh mengingat kedekatannya dengan masyarakat selama menjabat kapolda Lampung pada 2016 lalu. Berikut petikan wawancara wartawan Radar Lampung, Dina Puspasari, dengan Dang Ike di kediamannya Lamban Kuning, Sukarame, kemarin.

Dang Ike baru saja mendapatkan penghargaan sebagai ”Kapolda 2016 Paling Fenomenal” dari Mitrapol, Kamis (7/9) lalu. Penghargaan ini karena dalam kepemimpinan, Dang Ike dikenal paling dekat dengan masyarakat. Bahkan banyak aspirasi yang muncul agar Dang Ike maju pilgub. Apakah Dang Ike memang akan maju pilgub?.

Sebelum saya menjawab itu, saya mau menanggapi. Sebenarnya, kenapa sih orang ingin jadi gubernur, bupati, wali kota, ada apa? Apakah mau mengabdi, berbakti? Syukur kalau mau mengabdi dan berbakti karena ujungnya ibadah, kan bagus.

Saya juga memberikan saran, kritikan sebagai mantan kapolda , orang pendidikan yang sudah sampai ke tingkat doktor, tokoh masyarakat, tokoh tua karena umur sudah di atas 50, tokoh adat, jenderal, kenapa pilkada itu harus mengunakan uang yang besar? Kenapa sih bahasanya kok sampai ratusan miliar? Apa harus, orang mencalonkan dengan uang sebesar itu?.

Nah, dengan uang yang besar itu, kenapa harus menjadi gubernur sampai harus rebutan, bersaing. Ingat, janji-janji di depan rakyat itu didengar Tuhan. Kenapa harus memberi sembako? Sembako dikasih harga Rp500 ribu satu suara untuk lima tahun. Kita hitung Rp500 ribu dibagi 1.500 hari lebih kurang. Berarti, satu hari hanya Rp300. Itu hanya harga sebuah permen.

Ternyata, nanti harapan itu tidak seperti janji-janji waktu pilkada. Kenyataan, desanya nggak dibangun sampai pejabat selesai melaksanakan tugas. Itulah yang sering disebut orang hanya janji-janji. Harus diingat bahwa janji kita itu tidak hanya pada masyarakat, Tuhan pun mencatat itu. Lha kenapa ambisi untuk menjadi gubernur jika harus mengeluarkan dana yang besar?.

Nah saya harus jadi contoh. Kalau maju pilgub pakai uang, nggak usah saya. Saya nggak mau nanti jadi korupsi. Sekarang, bahasanya biaya politik Rp100 miliar-Rp200 miliar. Apa iya saya punya duit segitu? Terus kalau ada, apakah mau saya korbankan untuk pemilu? Menjadi perhatian buat kita, pemerintah sudah memberikan dana partai politik. Ya gunakan itu, itu sah. Ada undang-undangnya.

Kenapa harus dana besar begitu? Karena calonnya nggak punya nilai, tidak seperti yang dikehendaki masyarakat. Siapa yang mau menjadi pemimpin harus dikenal dan dekat sama masyarakat. Jadi jangan jadi tokoh sembako, buat kegiatan begini-begitu, menghabiskan biaya. Padahal si tokoh ini punya dana tidak? Jangan sampai dana ini punya orang lain. Nanti setelah terpilih, beban juga buat gubernur.

Nah, dengan sejumlah program seperti berkantor di tenda dan berpindah tempat, Lampung Mengaji, serta Polisi Ada di Mana-Mana, kala itu Dang Ike sangat dekat dengan masyarakat. Jika menginginkan bebas dari politik uang, apakah kedekatan dengan masyarakat ini akan menjadi modal sosial bagi Dang Ike untuk maju pilgub?.

Modal saya kalau jadi gubernur, hanya jiwa dan raga. Jiwa dan raga hanya satu saja, nggak ada cadangannya. Kalaupun jiwa dan raga itu harus sampai hilang, saya akan bangga menjadi Gubernur Lampung. Tapi apabila saya ingin dan bisa menjadi gubernur karena uang, saya nggak akan pernah mau menjadi gubernur Lampung.

Saya tidak ingin melahirkan orang-orang di tanah leluhur saya ini menjadi tidak baik. Orang-orang yang belajar kemudahan dan tidak dengan prestasi, serta tidak berusaha kuat, gigih, dan tertanam di dalam hati nurani. Jadi saya akan memberikan nyawa dan jiwa raga itu yang nggak ada cadangannya. Kalaupun umur saya akan berakhir gara-gara memimpin Lampung, tentunya saya akan bangga. (Znd)

No comments

Powered by Blogger.