Geger! Brosur Ditjen Pajak “Yesus Juga Bayar Pajak”, Ini Penjelasan Ditjen Pajak
Jabungonline.com – Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) baru-baru ini mengeluarkan brosur Sadar Pajak. Pada brosur yang baru diterbitkan itu, di bagian awal brosur dua halaman, yang dibagi menjadi tiga lipatan itu tertulis Yesus Juga Bayar Pajak. Sementara di bagian lain memuat kartun Yesus bersama pegawai Roma.
Brosur pajak terbaru itu menjadi ramai diperbincangkan masyarakat. Akun twitter Direktorat Jenderal Pajak (@DitjenPajakRI) pun kembali ramai.
Kehebohan di sosial media diawali oleh akun twitter yang bernama Gabriel (@Gmontadaro) yang mengunggah foto berupa brosur pajak yang diterbitkan otoritas.
Pada brosur tersebut memuat gambar Yesus dan kutipan ayat dalam Alkitab. Dalam brosur tersebut, digambarkan bahwa Yesus taat membayar Bea Bait Allah (temple tax). Selain itu juga dijelaskan Yesus mengajari umatnya untuk memberikan apa yang menjadi hak negara, berupa pajak.
“Hmmm…kenapa contohnya pake Yesus ya?” tulis Gabriel seperti dilansir akun twitternya, Minggu (8/10). Namun, Gabriel enggan menjelaskan lebih lanjut saat kumparan (kumparan.com) meminta keterangan terkait muasal mendapatkan brosur tersebut.
Foto yang dia unggah pada Jumat (6/10) tersebut sontak memancing komentar warganet.
***
Foto yang Gabriel (@Gmontadaro) unggah pada Jumat (6/10) tersebut sontak memancing komentar para netizen.
Bahkan Mantan Kepala Staf Umum TNI Letnan Jenderal (Purn) Suryo Prabowo turut berkomentar. Berikut komentar Suryo Prabowo yang dikutip melalui akun facebooknya:
PANIK karena gak punya duit ?
Apakah sudah sebegitu bernafsunya pemerintah ingin menarik ‘uang segar’ dari rakyat guna membiayai mereka kerja dan kampanye (?).
Tidak cukup dengan menggunakan Tax Amnesty, memaksa menggunakan e-Money dan e-Toll, lalu sekarang ….. Ditjen Pajak menerbitkan brosur/leaflet yang berisi anjuran untuk meningkatkan kesadaran membayar pajak dengan menggunakan kutipan ayat-ayat Injil dan gambar kartun Tuhan Jesus.
Apa iya, harus bawa-bawa agama dalam urusan perpajakan. Ntar dibilang nyari duit koq bawa-bawa SARA, ….. marah lageeee ?!?
***
Menanggapi hal tersebut, Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat (P2Humas) Ditjen Pajak, Hestu Yoga Saksama, mengklarifikasi. Hestu Yoga membenarkan bahwa materi dalam brosur tersebut memang mengambil perspektif agama Kristen. Namun, selain dari perspektif Kristen, Ditjen Pajak juga membuat persepketif lainnya dari agama Islam, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
“Iya, itu materialisasi kesadaran pajak dari perspektif agama Kristen. Kami juga buat yang dari perspektif agama Islam, Hindu, Budhha, dan Konghucu,” jelas Yoga.
Materi tersebut memang disesuaikan dan ditujukan pada kalangan tertentu.
“Tentunya penggunaan materi-materi tersebut untuk kalangan yang sesuai,” kata Yoga.
Post a Comment