Benar kata Fahri Hamzah, masih banyak anggota DPR RI ‘Beloon’, buktinya Jokowi bebas buat keputusan tidak pro Rakyat


Mengambil pernyataan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah yang menyinggung masih ada anggota DPR yang beloon, mungkin ada benarnya

Mengapa bisa dikatakan benar, penilaiannya dari sudut pandang, begitu banyaknya sikap diam anggota DPR RI selama ini terkait kebijakan dan keputusan Pemerintahan Jokowi JK yang tidak pro kepada Rakyat

DPR RI adalah lembaga yang memiliki fungsi dan hak terhadap setiap kebijakan dan keputusan yang dilakukan pemerintah;

Tiga Fungsi dan empat hak DPR RI, pertanyaannya apakah tiga fungsi dan empat hak itu dilakukan dan dikerjakan DPR RI kepada pemerintah sebagai bagian mitra selama ini?

Minimal terkait hak mengajukan pendapat terkait kenaikan harga BBM atau terkait banyaknya fenomena kenaikan harga harga bahan pokok ditengah masyarakat.

Anggota DPR RI yang dipilih langsung oleh rakyat, tentu memiliki amanat menyampaikan tiap aspirasi rakyat sebagai konstituennya di bawah; pertanyaannya adalah apakah aspirasi rakyatnya yang menolak kebijakan pemerintah Jokowi yang tidak pro rakyat itu hanya di dengar dan sekedar kalimat ditampung saja, tanpa ada harapan untuk disampaikan.

Jadi mungkin benar, mengambil pernyataan Fahri Hamzah yang mengatakan anggota DPR mungkin ada yang beloon sehingga lupa keterwakilan rakyat pada diri sang anggota DPR tersebut, tak dijalani sesuai tanggungjawab yang ada

Dan tidak salah pula, ketika salah satu solusinya adalah dengan memberikan sistem pendukung, selain kemampuan staf, pusat kajian, ilmuan, peneliti, dan lain-lain. Itulah cara kerja lembaga demokrasi. dan memang untuk semua itu terwujud secara benar tentunya memerlukan fasilitas yang cukup memadai.

Mungkin begitu banyaknya sikap diam para anggota dewan, juga diakibatkan stuck ‘kebuntuan’ berkembangnya cara berpikir karena gedung dan tempat bekerja para anggota dewan yang sudah over kapasitas (dengan hitungan satu anggota dewan dan tujuh staff), bahkan ada satu ruang anggota dewan; staffnya saling bergantian untuk bekerja karena saking kecil dan sempitnya ruangan mereka 2×3 meter untuk tujuh staff.

Butuh ‘pendobrak’ yang revolusioner agar kebuntuan ‘stuck’ cara berpikir anggota dewan itu berubah, dari kebanyakan diam (terkesan beloon) untuk lebih banyak kritis dan berani menyatakan pendapat.

Ini demi rakyat dan kewibawaan Dewan itu sendiri kedepannya sehingga terhapuskan tagline negatif DPR itu sendiri di masyarakat yang dikenal (datang, duduk, diam, tidur dan duit)

(ndi/dw)

No comments

Powered by Blogger.