Berjodoh dengan Kematian

Ilustrasi. (arinarizkia.wordpress.com)

Hal-hal yang dibahas berkenaan dengan taqdir Allah di antaranya adalah rezki, jodoh dan mati. Tidak ada yang tahu tentang hal tesebut, berapa, siapa dan kapan? Berapa rezki sehari? Siapa jodohku nanti dan kapan kematian akan datang?

Penulis mencoba mengajak merenungi sebuah hadits Rasulullah SAW yang mengatakan “orang yang cerdas adalah orang yang selalu memikirkan kematian dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah kematiannya”

Sesungguhnya kita telah dijodohkan Allah dengan kematian. Tetapi tidak pernah tau kapan ia akan datang. Walaupun begitu, dia adalah sebuah keniscayaan dan kenyataan. Dia akan benar-benar datang kapan pun itu.

Ketika kelak akadnya dijalankan. Apakah kita dalam keadaan bersih atau kotor. Sungguh, siapapun tidak ada yang tahu, akankah khusnul khatimah ataukah su’ul khatimah, tidak ada yang tahu.

Setelah perjodohan itu dan akad dilangsungkan, akankah Kita sakinah bersamanya? Hidup di dalam istana yang luasnya 1×2 meter saja.

Maharnya saat itu adalah seperangkat amal shalih baik yang terus mengalir atau tidak pahalanya, barangkali kadarnya tak besar tetapi yang pasti maharnya sangat mahal untuk bisa menjadikan istana 1×2 meter itu indah, wangi dan membahagiakan.

Mungkin kelak aku akan dikerumuni oleh lintah, ular, cacing atau kalajengking sebagai tetamu undangan.

Saat ijab kabul selesai, Kita memerlukan doa dari saudara kita kaum muslimin, anak-anak kita agar diterima seluruh amal shalih dan diampuni segala dosa-dosa

Di malam pertama kita bersamanya.

Di dalam sebuah Istana itu.

Kita akan ditanya oleh Malaikat.

Pertanyaan yang mudah untuk dijawab ketika di dunia tetapi sulit untuk dijawab ketika dalam Istana 1×2 meter itu, karena yang menjawab itu adalah seluruh amal yang kita lakukan di dunia.

Persiapkanlah maharmu wahai saudaraku sebanyak mungkin.
  1. Untuk meminang, atau
  2. Untuk dipinang,
Dengan kematian…

Karena semua kita berjodoh dengan kematian. (adi/dakwatuna)


No comments

Powered by Blogger.