Diambang Janji "SEPTEMBER MEROKET", Presiden Mulai Panik

Pak Jokowi mulai "PANIK" ... !

Kepada Para Menteri, Jokowi Geram Penyerapan Belanja Modal Hanya 20 Persen

MASIH INGATKAH ANDA DENGAN JANJI PUBLIK PAK JOKOWI sbb :

Jokowi: Mulai September, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Akan Meroket

Ketika ucapan ini terlontar oleh beliau, saya mencoba menahan diri untuk tidak ikut-ikutan kritisi, walau saya tahu.. apa yang di ucapkan oleh Pak Jokowi memang over optimistik [dengan mengambil padanan kata "meroket"].

NAMUN DEMIKIAN,

Kali ini saya "berani" untuk ikut menulis kritisi KARENA berdasarkan fakta yang ada, apa yang diungkapkan oleh Pak Jokowi sepertinya akan seperti pepatah, "Jauh Panggang dari Api".

IYA...

Pak Jokowi menganggap bahwa lambatnya pertumbuhan ekonomi pada Semester I / 2105 TERJADI KARENA SERAPAN ANGGARAN baik di tingkat pusat maupun daerah yang belum tersalurkan.

NAH... FAKTANYA

Hingga 31 Juli 2015, BELANJA MODAL Kementerian/Lembaga, hanya mencapai 20 persen !!!!!

Keterangan: sederhananya, pembangunan infrastruktur yang digembar gemborkan oleh Pak Jokowi itu di danai dari Belanja Modal ini.

ARTINYA..

SANGAT TIDAK REALISTIS, jika Pak Jokowi menjanjikan Bulan September pertumbuhan ekonomi BISA MEROKET karena sangat tidak mungkin dalam waktu yang relatif singkat [Agustus - September], serapan Belanja Modal bisa digenjot secara tiba-tiba.

Ada rangkaian proses mekanisme yang harus ditempuh untuk bisa seperti itu.

KESIMPULAN:

Tetap dalam konteks husnudzon [baik sangka], Pertumbuhan Ekonomi di Bulan September MEMANG SULIT untuk "MEROKET" jika fakta serapan anggaran masih seret sebagaimana di atas, untuk itu Pemerintah harus berpacu dengan waktu seiringnya melemahnya Nilai Tukar Rupiah dan juga terjadinya gejolak ekonomi di belahan dunia yang lain [Yunani, China dll.].

TAMBAHAN:

Pak Jokowi memang terlihat "panik" dengan fakta yang ada, oleh karenanya di informasikan bahwa dalam Sidang Kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (19/8/2015) siang, Pak Jokowi geram atas lambatnya penyerapan belanja modal dan meminta seluruh menteri fokus menyerap anggaran agar pertumbuhan ekonomi bisa didongkrak.

"Jadi, sekali lagi konsen pada penyerapan anggara. Duitnya ada!" ucap Pak Jokowi dengan nada agak tinggi. [copas pernyataan Pak Jokowi dalam rapat tersebut] 

Memang, rasanya.... akan lebih bijak jika Pak Jokowi mulai mengurangi kebiasaan pidato yang bombastis yang cenderung pencitraan. [Mungkin bisa seperti pak Rizal Ramli, yang melihat sesuatu dengan optimis namun lebih realistis]

(Tara Palasara)

No comments

Powered by Blogger.