Gerakan Rakyat Malaysia Bersih 4.0, Akankah Terjadi di Indonesia?


jabung-online.org -Puluhan ribu rakyat Malaysia yang menamai dirinya gerakan Bersih 4.0 sejak Sabtu (29/8) kemarin turun ke jalan menuntut turunnya Perdana Menteri Najib dari kursi pemerintahan. Gerakan Bersih 4.0 ini juga bertujuan meminta hak demokrasi Malaysia yang dianggap para demonstran telah hilang dari negeri jiran tersebut. Dalam aksi ini selain meminta dihidupkannya demokrasi, demonstran juga meminta penyelamatan ekonomi Malaysia yang sedang terpuruk.


Hal yang sama sebenarnya pernah terjadi di Indonesia, di era keruntuhan orde baru, pada 1998, melalui gerakan revolusi yang diprakarsai mahasiswa seluruh Indonesia. Gerakan yang berhasil melengserkan Soeharto dari kursi Presiden yang telah diduduki selama 32 tahun itu pun juga melahirkan era reformasi yang saat ini tengah dirasakan rakyat Indonesia.

Gerakan Bersih sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 2007. Saat itu puluhan ribu orang berkumpul di Dataran Merdeka, menuntut beberapa hal atas kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat, namun saat itu tuntutan mereka ditolak oleh pemerintah, salah satu alasannya karena pemerintah menganggap Gerakan Bersih hanya meniru gerakan revolusi negara lain sehingga dikhawatirkan akan berakibat buruk terhadap perkembangan demokrasi Malaysia.

Walaupun begitu, Gerakan Bersih tetap berlanjut hingga tahun 2011 dengan Gerakan Bersih 2.0, tahun 2012 dengan Gerakan Bersih 3.0 dan yang saat ini sedang dilaksanakan, Gerakan Bersih 4.0 tahun 2015. Di tahun 2015, mereka memiliki 4 tuntutan, yaitu Pemilu yang Bersih, Pemerintah yang Bersih Penyelamatan ekonomi Malaysia, serta Hak membantah (berpendapat).

Akanlah hal yang sama terjadi di Indonesia? mengingat saat ini Indonesia tengah menghadapi masalah serius dalam bidang ekonomi. Akankah masyarakat Indonesia mengadaptasi Gerakan Bersih yang sistematis dari tahun ke tahun, kendati selalu mengalami penolakan dari pemerintahannya. (rni/rvk)



***



"Gerakan Bersih 4.0, Akankah Terjadi di Indonesia?"

Begitulah judul berita dari detik.com diatas yang terbit pagi ini, Minggu 30 Agustus 2015.

Mungkin pertanyaan yang dulu sempat diprediksi adalah "Apakah media yang dulu naikkan Jokowi sekarang akan turunkan Jokowi?". Banyak yang memprediksi dan meng-amini bahwa "pemimpin yang naik karena polesan media, maka dia juga akan jatuh oleh media."


Begitulah sunatullah...

No comments

Powered by Blogger.