HR Mangoendiprojo Pahlawan Nasional Gubernur Lampung Pertama



HR Mangoendiprojo

JABUNG ONLINE - Tak banyak yang lebih mengenal namanya jika dibandingkan Bung Tomo atau Supriyadi. Tempat lahirnya pun bukan di Jawa Timur, melainkan Sragen. Begitu juga tempatnya mengembuskan napas terakhir, yaitu Bandar Lampung.

Namun kiprah dan jasa HR Mangoendiprojo kepada negara lebih banyak di Jawa Timur. Hingga dirinya dianugerahi gelar pahlawan nasional dari Jawa Timur.


Mangoendiprojo sempat menjabat sebagai wakil kepala jaksa di Kali Sosok, Surabaya, Daidancho PETA, pejabat Badan Keamanan Rakyat urusan darat, panglima komandemen militer Jawa Timur, dan staf kementerian pertahanan.

Aksi heroiknya selama masa perang memberikan kontribusi penting dalam sejarah perjuangan bangsa kita. Mangoendiprojo pernah 'menggedor' Bank Escompto di kawasan Kembang Jepun dan mengangkut 100 juta Gulden untuk dana perjuangan.

Ia nekat masuk ke markas sekutu di Gedung Internatio untuk menegosiasikan gencatan senjata. Namun meskipun gencatan senjata berhasil disepakati, terjadi bentrokan yang menewaskan AWS Mallaby dan memicu pecahnya pertempuran 10 November. Pada waktu itu, Mangoendiprojo sempat disandera di Internatio.

Mangoendiprojo memang berdarah pejuang. Ia merupakan cicit Setjodiwirjo atau Kyai Ngali Muntoha, bangsawan dari Kesultanan Demak dan Prabu Brawidjaja yang ikut berjuang bersama Pangeran Diponegoro.

Sama seperti perjuangan leluhurnya yang penuh cobaan, karir Mangoendiprojo setelah perang juga tak selalu mulus. Ia sempat dituduh melakukan korupsi. Pasalnya saat menjabat bendahara BKR Jawa Timur, ia menolak pengajuan dana perjuangan yang meragukan oleh salah satu rekan seperjuangan. Namun namanya berhasil dipulihkan kembali.

Setelah mengakhiri karier militer, mangoendiprojo ditugaskan sebagai Bupati Ponorogo dari tahun 1951 sampai 1955. Tujuan dari penugasan ini adalah mengamankan Madiun setelah pemberontakan PKI yang didalangi Muso pada tahun 1948.

Keberhasilannya dalam tugas lantas membuat dirinya ditunjuk sebagai Residen (Gubernur) pertama Lampung dengan misi yang sama, mengembalikan stabilitas keamanan daerah.

Mangoendiprojo meninggal Pada 13 Desember 1988 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di kota Bandar Lampung.



Pada tanggal 7 November 2014, ayah Indroyono Susilo, Menteri Koordinator Kemaritiman itu dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo. Hal ini disambut dengan baik oleh keluarga Mangoendiprojo.

Walaupun di masa tuanya mangoendiprojo dianggap sebagai tokoh Lampung, sejak dulu ia dianggap sebagai bagian dari warga Jawa Timur.Sekarang, beberapa barang peninggalan Mangoendiprojo disumbangkan oleh keluarga dan disimpan di Museum Brawijaya Malang.

Antara lain seragam saat bertugas sebagai tentara PETA dan berbagai piagam penghargaan yang diterima beliau selama hidupnya. []

No comments

Powered by Blogger.