"Ngapain mikirin kurs, emang di dompet lo isinya dolar?"


Kalimat-kalimat seperti ini:

- Biar rupiah turun jauh, ndak ngaruh ke saya karena makan di warung juga pake rupiah kok, bukan dollar
- Ngapain mikirin kurs, emang di dompet lo isinya dollar?
- Gaya lo, ngisi bensinnya juga pake rupiah, gak usah sok jago ributin dollar
- Beli tempe ama tahu pake rupiah kok, bukan dollar, tenang aja.

Dan kalimat yang serupa lainnya, adalah kalimat-kalimat yang perlu diingatkan baik-baik para penuturnya, bahwa mereka:

- Tidak paham duduk persoalan, atau
- Asal bunyi, atau
- Sedang membodoh-bodohi orang lain.

Selama APBN* Indonesia masih diikat dengan mata uang Dollar, yang dalam hal ini mencantumkan asumsi harga minyak dalam mata uang Dollar, maka: Siapa pun yang hidup di dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, tanpa terkecuali, biaya hidupnya terpengaruh oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dollar.

Sadar atau tidak disadari.

(Canny Watae)

***

*Asumsi Makro APBN-P 2015

Pertumbuhan ekonomi menjadi 5,7 persen, atau 0,1 persen lebih rendah dibandingkan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam nota keuangan RAPBN-P 2015 yang sebesar 5,8 persen.

Asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga disepakati melemah, yakni menjadi sebesar Rp12.500 per dolar AS. Sebelumnya, dalam nota keuangan RAPBN-P 2015, asumsi nilai tukar tercatat sebesar Rp12.200 per dolar AS.

Asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) juga mengalami penurunan menjadi 60 dolar AS per barel, dan asumsi lifting minyak diturunkan menjadi 825 ribu barel per hari, dari sebelumnya 849 ribu barel per hari.

No comments

Powered by Blogger.