Republik Sirkus, Ketika Pemimpin hanya bisa menjadi Penghibur


Republik Sirkus, republiknya para pemimpin yang sukanya berakrobat dan hanya bisa menjadi penghibur.

Presidennya suka berlagak seperti Joker, Menterinya tiada hentinya berakrobat mencari perhatian untuk dikomentari penonton, DPR nya pun tak lebih hanya menjadi pelengkap berotak rada rada beloon.

Penonton dari pagi hari hingga waktu tengah malam tiada henti berkomentar, bersorak sorai, tertawa satir, dengan tangan tiada henti mengepal meninju seperti tiada bertemu hari pagi kembali

Ayo teruskan, berikan hiburan..

Kalian sangat lucu, semuanya..

Keberadaan kalian membuat kami lupa, diluar sana kami harus hadapi masalah hidup yang nyata, yang kalau kami mengingatnya tentu akan buat kami hanya bisa menagis dan menjerit, Tapi berkat kalian kami lupa semuanya

Kami lupa, semua masalah ekonomi yang mencekik hampir setiap hari; kami lupa akan tanggungjawab kami kepada negeri ini; bahkan kami lupa akan identitas diri kami sendiri

Berkat kalian, wahai para pemimpin Republik Sirkus yang selalu memberi hiburan yang mengalihkan diri kami, kalau tidak ada hiburan dari Presiden hingga menteri; mungkin kami sudah bergerak menagih janji

Hanya Hati kami saja, yang sampai detik ini terus bertanya dengan jantung yang berdetak kencang; sampai kapan kalian akan menghibur diri dengan satir? sampai kapan kalian akan merasa terhibur dengan mimpi dan janji para penipu?

Sampai kapan? menunggu, sampai Republik sirkus ini bubar karena tak memiliki ide menghibur lagi?. (ndi/dw)

No comments

Powered by Blogger.