Dunia Islam Diminta untuk Lebih Aktif dalam Proses Damai Muslim Moro

PIMPINAN salah satu kelompok pejuang terbesar di Filipina menyerukan dunia Muslim untuk memainkan peran yang lebih besar dalam proses perdamaian dengan pemerintah. Menurutnya jika stabilitas dicapai di selatan negara itu maka akan menjadi model untuk daerah bermasalah lainnya.

Berbicara dengan Anadolu Agency pekan ini, ketua Front Pembebasan Islam Moro (MILF) Al Hajj Murad Ibrahim menyebut Turki, Malaysia, Arab Saudi, Brunei, Uni Eropa dan Jepang sebagai pihak yang bisa memainkan peran aktif dalam menyelesaikan masalah Muslim Moro.

“Negara-negara Muslim, selain dari yang saya sebutkan, tidak begitu aktif. Kami ingin menarik mereka untuk memainkan peran yang lebih besar,” katanya di sela-sela pertemuan di ibukota Kuala Lumpur, di mana Malaysia menjadi fasilitator kunci.

“Ini logis bahwa semua orang mendukung proses perdamaian di Mindanao. Jika proses perdamaian ini berhasil, dapat mendorong daerah lain untuk mengikutinya. Meskipun dunia Islam berfokus pada masalah di Timur Tengah, mereka juga harus melihat proses ini karena bisa saling berhubungan.”

Ibrahim menegaskan bahwa meskipun Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pernah aktif di bawah pimpinan Sekretaris Jenderal saat ini Iyad Ameen Madani, namun justru beberapa negara-negara barat memainkan peran aktif dalam mencari solusi bangsa Moro.

Setelah delapan bulan berjalannya konsultasi yang intens, legislatif Filipina gagal untuk mengeluarkan undang-undang pada bulan Februari lalu yang menutup proses perdamaian, yang bertujuan mengakhiri konflik separatis yang telah menewaskan sekitar 150.000 orang.

Dasar Hukum Bangsamoro – yang akan mendirikan entitas politik baru bagi otonom mayoritas Muslim di Mindanao – sekarang macet karena Kongres telah ditunda untuk kampanye pemilihan umum.[fq]

No comments

Powered by Blogger.