McJAK: Saatnya Jakarta Dipimpin Al Qur’an


PEMBUKAAN UUD 1945 menegaskan Negara Indonesia berdasar atas ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’. Tuhan Yang Maha Esa adalah Allah SWT, sebagaimana ditegaskan dalam alinea ketiga Pembukaan UUD 1945, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…“

Demikian dikatakan Adnin Armas, Presiden Muslim Cinta Jakarta (McJAK) dalam siaran persnya kepada Islampos, Rabu (16/03/2016).

“Berdasarkan UUD di atas, bangsa Indonesia, khususnya Muslim–yang merupakan mayoritas penduduk NKRI dan DKI Jakarta–sepatutnya beriman kepada Allah dan ikhlas dibimbing oleh Tuhan Yang Maha Esa,” papar Ketua Harian MIUMI itu.

Adnin menjelaskan, konsep iman dalam Islam menggariskan, tidak cukup hanya percaya kepada Tuhan, tanpa disertai kerelaan untuk diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa.

“Sebab, Iblis pun percaya kepada Allah SWT, tetapi dilaknat dan diusir dari surga karena durhaka dan menolak untuk diatur oleh Allah. Sikap sombong Iblis telah menghalanginya untuk menerima kebenaran,” jelas Peneliti INSIST ini.

Jangan lupa, lanjut Adnin, Iblis yang juga disebut sebagai ‘setan’, selalu berusaha menyesatkan manusia dengan menggunakan kata-kata indah, untuk menipu manusia. Hal itu dikutip Adnin dari QS 6:112.

“Kini, dalam kasus pemilihan Gubernur DKI Jakarta, aneka tipu daya dan sihir-sihir opini berusaha menyesatkan pemikiran kaum muslimin. Dibuat opini, seolah-olah ‘orang Kafir’ yang tidak korupsi, lebih baik daripada orang Muslim yang korupsi,” tukas Adnin.

Padahal, terang Adnin, iman adalah dasar. Ibarat rumah, iman adalah pondasi. Shalat adalah tiangnya. Rumah tanpa pondasi dan tanpa tiang akan runtuh. Direkayasa opini, seolah-olah agama tidak penting.

“Yang penting adalah kinerja pemerintahan, meskipun harus dilakukan dengan melegalkan pelacuran, minuman keras, merusak lingkungan, dan sebagainya. Semua ini adalah rekayasa opini,” tegas Adnin.

Dalam hal ini, Adnin mengajak segenap umat Islam untuk merenungkan bahwa mereka memiliki Kitab Suci yang abadi, yakni Al-Quran. Kaum Muslim yakin Al-Quran adalah petunjuk bagi orang-orang bertaqwa (hudan lil-muttaqin).

“Al-Quran mengajarkan jika suatu negeri beriman dan bertaqwa maka akan dikucurkan berkah Allah dari langit dan dari bumi. (QS 7:96). Karena itu, jika ingin diberkati Allah, Jakarta harus menjadi tempat dimana para pemimpin dan rakyatnya menerima bimbingan Al-Quran,” papar Adnin.

Caranya, lanjut Adnin, dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi Kota Jakarta (kemacetan, banjir, korupsi, narkoba, homoseksual, pengangguran, kekerasan, pencurian, perampokan, dan sebagainya), sang pemimpin Jakarta sepatutnya mencari rujukan utamanya pada Al-Quran.

“Akal sehat sulit menerima, jika seorang mengaku beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, tetapi Al-Qur’an yang diturunkan Allah SWT justru dipinggirkan konsep-konsepnya sebagai solusi kehidupan manusia,” imbuh Adnin.

Adnin menilai, ini salah satu aspek keyakinan paling mendasar bagi seorang Muslim, menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dan solusi bagi masalah-masalah kehidupan.

“Dan ini sejalan dengan Konstitusi NKRI, UUD 1945, dengan tegas menyatakan, Indonesia adalah negara yang berdasar atas ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’. Itu artinya, di seluruh wilayah NKRI, ajaran-ajaran Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT), wajib dijadikan pedoman utama,” jelas Adnin.

Karena itu, kata Adnin, sebagai bentuk pertanggungjawaban sebagai Muslim dan sekaligus sebagai warga Indonesia, McJAK mengajak kepada kaum muslimin, agar bersama-sama membulatkan tekad. “Sudah saatnya kita bersama-sama menjadikan Al-Quran sebagai Pedoman Hidup dan Petunjuk Utama dalam Membangun Jakarta,” terangnya.

“Dengan itu, in sya Allah, Jakarta akan menjadi tempat yang aman dan nyaman (Darussalam) bagi seluruh umat manusia. Jakarta akan menjadi tempat yang ramah, jauh dari sifat serakah dan terhindar saling sumpah serapah antar sesama manusia,” pungkasnya. [fh]

No comments

Powered by Blogger.