KETIKA MATA NAJWA TAK LAGI TAJAM

KETIKA NAJWA TAK BERDAYA

Selain menjadi acara diskusi, program Mata Najwa juga dikenal sebagian kalangan sebagai ajang pembantaian terhadap narasumber. Pembicara yang hadir kerap tak berkutik dan dipermalukan saat dicecar Najwa Shihab dengan sorot matanya yang tajam.

Semalam giliran pasangan Anies-Sandi yang menjadi sasaran. Meski sang pemilik Metro TV jelas berafiliasi dengan calon lain, Anies-Sandi tetap menerima undangan sekaligus tantangan untuk hadir. Saya baru menyaksikan tadi siang via Youtube, karena semalam harus meeting bersama relawan Roemah Djoeang.

Benar saja, di awal segmen Najwa sudah mencecar Anies terkait pertemuannya dengan Habib Rizieq. Presenter cantik selera saya ini seakan menggiring opini publik bahwa Anies-Sandi telah berkoalisi dengan FPI. "Anda di sana berkampanye dan meminta FPI agar memilih Anda?" tanya Nana, sapaan akrab Najwa.

"Kemanapun saya hadir saat ini sebagai cagub. Jangankan di acara FPI, di acara Mata Najwa pun saya akan berkampanye agar pilih nomor tiga," begitu kira-kira jawaban Anies. Jleb... Penonton tepuk tangan dan Nana terdiam.

Dalam kesempatan tersebut, Nana juga berusaha membantai Anies-Sandi seputar salah satu visi-misinya yang menolak reklamasi. Ya, Anies-Sandi memang satu-satunya pasangan yang secara tegas menolak megaproyek tersebut. Nana mencecar bagaimana dampak bila proyek tersebut dibatalkan. Baik nasib pengembang atau pun konsumen.

Sandi menjawab dengan santai, setiap akad jual beli pasti ada perjanjian yang di dalamnya tertuang pasal pembatalan. Bagi Sandi cukup taati saja perjanjian tersebut dengan difasilitasi pemerintah. Nana tak puas, dia tetap mencecar dengan berbagai pertanyaan, hingga akhirnya Anies mengeluarkan pernyataan kejutan.

"Dulu pahlawan kita menolak kolonialisme karena diyakini tidak baik. Mereka melawan dan tidak memikirkan bagaimana cara mengelola negara jiwa merdeka. Begitu pun dengan reklamasi, kami merasa ada yang tidak baik dengan proyek ini makanya kami menolak. Persoalan bagaimana kedepan pasti ada jalan," tegas Anies yang kembali disambut tepuk tangan meriah.

Dan yang paling menohok bagi saya adalah ketika Ahok menilai Anies hanya bermodal retorika dan kata-kata, tetapi minus praktik. Bahkan Ahok menyindir Anies bak seorang dosen yang hanya bermodalkan teori.

"Mari kita lihat. Pada 2015 saya dan Pak Ahok sama-sama mendapat amanat anggaran selaku penyelenggara negara. Pak Ahok hanya bisa menjalankan anggaran dengan pencapaian kurang dari 70 persen, sedangkan saya bisa di atas 90 persen. Ini faktanya," jawab Anies dengan ekspresi yang tetap cool.

Selain persoalan di atas, Nana juga membrondong pertanyaan kepada Anies-Sandi dengan berbagai isu-isu lain. Mulai dari KJP, KIP, independensi dan lain sebaginya. Semua pertanyaan yang diajukan dapat dijawab dengan cerdas dan tuntas. Anies-Sandi berhasil melalui talkshow yang disiarkan secara langsung ini dengan kualitas diri yang mereka miliki.

Semalam Najwa Shihab selaku tuan rumah Mata Najwa gagal menjadi bintang panggung. Putri ulama Quraish Shihab ini hanya berperan layaknya sebagai penanya biasa. Bukan karena dia kehilangan daya kritis dan kecerdasannya, melainkan tamu yang ditanya mampu menjawab dengan cerdas, berbasis data dan cakap dalam menguasi emosi.

Di akhir catatan, saya ingin mengutip pernyataan tokoh anti korupsi yang juga tim sukses Anies-Sandi dalam acara semalam. "Tugas pemerintah bukan hanya menciptakan sekolah tetapi juga harus membentuk karakter siswa. Bagaimana anak muda bisa berkarakter baik bila memiliki pemimpin yang sering minta maaf karena ucapannya yang tak terjaga," demikian kata Mas BW.

Anies-Sandi Insya Allah menang....

(Oleh: Tb Ardi Januar)

No comments

Powered by Blogger.