Dimana Kamu Saat Kerusuhan 98? Sibuk Menulisi Kata “Pribumi”?

Jabungonline.com – Begitulah ketika pemilik kemerdekaan dijajah di kampungnya sendiri.

Dijajah ekonominya, dikangkangi medianya, disatroni pemikirannya, serta diSARA-SARAkan kata-kata nya.

Kata PRIBUMI adalah kata nan sakti.
Penyelamat nyawa nan ampuh saat diperlukan.
Ditendang ke Bareskrim ketika dipolitikkan.

Jaman Soekarno. Kata ‘Pribumi’ digunakan sebagai pembangkit gairah perjuangan. Perlawanan atas nama ‘Pribumi’ adalah erotisme kematian melawan penjajahan.

‘Pribumi bersatu, kolonialisme runtuh.’

Jaman Soeharto. Penggunaan ‘Pribumi’ pada nama organisasi memudahkan pemerintah memilah subsidi dan keberpihakan. Himpunan Pengusaha Lemah Indonesia, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia, anggotanya multi suku. Mewakili wajah pribumi susah. Mereka mudah ditandai untuk dibantu.

Phrase ‘Pribumi’ menjadi alat perjuangan untuk memohon pemerataan ekonomi.

Di era hiruk pikuk reformasi. Kerusuhan 1998.

Kata ‘Pribumi’ adalah alat penyelamat nyawa nan ampuh. Etnis china memperalatnya. Menyukai amat sangat kata ‘Pribumi’, hingga muka terlihat mereka rela ditulisi ‘Pribumi’. Toko2, gedung2, dan pagar2 rumah rapat nan tinggi itu, jadi memiliki satu alamat yang sama: PRIBUMI.

Cat warna-warni ‘Pribumi’ berhasil menyelamatkan harta benda mereka. Sedangkan tubuh dan nyawa pemiliknya, banyak menitipkan diri ke sanak tetangga yang tidak perlu mengaku2 pribumi.

Namun kini. Di era demokrasi, katanya.

Pribumi hendak dihilangkan. Kata itu dipaksakan ke dalam kelompok kosa kata kebencian.

No comments

Powered by Blogger.