Ketua Umum APKLI: Pemerintah Lamban, Lebih 400 Ribu Rakyat Lombok NTB Alami Kecemasan Massal


Jabungonline.com - Gempa Lombok Nusa Tenggara Barat terbilang uniks, berbeda dengan Tsunami Aceh tahun 2004 dengan gempa 9,1-9,3 SR luluhlantahkan Aceh dan menewaskan 230 – 250 ribu orang. 

Uniksitas gempa lombok adalah terjadi lebih dari 1000 kali sejak 29 Juli 2018, yang terbesar pada 5 Agustus 2019 7 SR dan terulang kembali pada 19 Agustus 2018. 

Dengan demikian penanganannya ada yang berbeda dengan Tsunami Aceh. Hingga saat ini sekitar 515 meninggal, 75 ribu rumah rusak, ribuan masjid dan bangunan runtuh.

Pengungsian bukan saja diwilayah terkena gempa di Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah namun juga terjadi di Kota Mataram NTB dengan jumlah lebih dari 400 ribu pengungsi dimana mereka belum ada yang berani ke rumah, belum berani bekerja, dan belum berani berjualan, baik yang petani, nelayan, pramuwisata, Pedagang Kecil, pegawai, juga anak-anak pun sekolah darurat di tenda pengungsian. Semuanya dihantui rasa takut dan cemas akan terjadi gempa kembali. Rasa cemas tersebut juga dialami para tokoh dan ulama bahkan pejabat di Lombok NTB. Salah satu diantaranya adalah HK Lalu Winengan, Sekretaris PWNU NTB yang menyampaikan rasa ketakutannya bersama keluarga menghadapi gempa tanggal 19 Agustus 2018 mulai jam 23.00 WITA hingga subuh bahkan sekeluarga harus tidur di jalan aspal depan rumahnya. Hingga saat ini lebih dari 400 ribu masyarakat Lombok NTB mengalami kecemasan massal (mass anxiety) yang butuhkan penanganan segera”, tegas Ketua Umum DPP APKLI dr Ali Mahsun, Presiden Rakyat Kecil Indonesia di DPP APKLI Jakarta, Jumat 7 September 2018 menorehkan hasil Kunjungannya ke Korban Gempa Lombok dari Selasa – Kamis, 4 – 6 September 2018.

Rumah hancur dan kami belum berani pulang, juga belum berani bekerja karena dihantui rasa takut dan cemas akan terjadi gempa kembali. Selama 1 bulan lebih kami hadapi lebih dari 1000 kali gempa sejak 29 Juli 2018. Orang tua saja takut apalagi anak-anak. Bagaimana kami bisa lindungi anak-anak kalau dihantui terus akan terjadi gempa kembali. Kebutuhan air bersih dan MCK baru dua hari lalu sampai di Pemenang Lombok Utara. 

Pemerintah memang lamban dan prosedurnya berbelit-belit. Alhamdulillah ada bantuan kebutuhan pokok, tenda, tikar, air minum, air bersih, beras, indomie, pakain layak pakai dan lainnya dari organisasi sosial keagamaan NU, Muhammdiyah, dari Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKL), juga dari organisasi lainnya. Belum ada satu pun Partai Politik (Parpol) yang memberi bantuan. 

Kami sangat berharap kondisi ini segera usai dan bisa bekerja kembali. Kami juga berharap janji Presiden Jokowi bukanlah PHP namun segera terwujud bangunkan 5000 rumah permanen dengan bantuan @Rp. 50 juta per rumah untuk korban gempa Lombok. Kami semuanya ini cemas, cemas dan cemas takut terjadi gempa lagi”, tutur Suaeby, 34 tahun Warga Pamenang Lombok Utara NTB kepada Ketua Umum DPP APKLI dr Ali Mahsun yang didampingi Kornas APKLI Peduli Korban Gempa Lombok NTB Abdul Majid beserta tim Selasa 4 September 2018.

“Di Dusun Kerandang Senggigih Lombok Barat ini 75% rumah warga hancur, dan 25% nya retak-retak. Yang meninggal 3 orang, dan ada 11 Pos Pengungsian disini. Hingga siang tadi masih ada gempa terjadi, sudah lebih dari 1000 kali gempa yang kita hadapi. Pekerjaan kami mayoritas sebagai pramuwisata dan sudah ada beberapa hotel yang merumahkan karyawannya selama 3 bulan ke depan. Alhamdulillah tanggal 21 – 22 September 2018 Pemkab Lombok Barat menyelenggarakan Festival di Senggigih mudah-mudahan bisa segera memulihkan kondisi ekonomi masyarakat dan citra wisata Senggigih NTB”, tutur Kepala Dusun Kerandangan Senggigih Lombok Barat H Saefullah kepada Ketua Umum DPP APKLI dr Ali Mahsun di Tenda Pengungsi Pos 1 Kerandangan Senggigih Rabu Malam 5 September 2018.

“Gempa itu tidak ada yang mampu memprediksi, demikian pula stunami. Itu semua hukum alam kehendak Allah Swt Tuhan Yang Maha Kuasa. Masyarakat Lombok NTB tidak boleh takut kepada gempa dan tsunami, hanya boleh takut kepada Allah Swt. Sebagai seorang dokter, kami sangat memahami kalau Bapak, Ibu, Saudara-saudara dan anak-anak semuanya cemas dan khawatir akan terjadi gempa kembali karena sudah lebih dari 1000 kali terjadi gempa di Lombok ini. 

Namun demikian, kalian semua harus bangkit di atas kaki kalian sendiri jangan mengharapkan “Ndoke Blorok” karena semua bantuan ada batasnya. Kalian semua harus berani melawan ini semua dengan segera kembali mencari nafkah, membersihkan puing-puing bangunan dan memperbaiki rumah masing-masing. Yang petani segera ke sawah dan berkebun, yang nelayan segera menangkap ikan, yang pegawai segera masuk kantor, yang pedagang segera jualan. Untuk itu, selaku Ketua Umum DPP APKLI, saya sudah perintahkan kepada Kornas APKLI Peduli Korban Gempa Lombok NTB, Abdul Majid beserta  jajaran DPW APKLI Prop NTB dan DPD APKLI Kab. Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah dan Kota Mataram turun gunung dampingi PKL untuk segera berjualan kembali, serta mengadakan Bazar dan Festifal Keliling tiap kecamatan untuk membangkitkan kembali roda ekonomi rakyat dan mendongkrak citra Lombok NTB sebagai tujuan wisata utama di Indonesia. APKLI juga terus berusaha menggalang bantuan kebutuhan mendasar, juga untuk pengadaan Untara (Hunian Sementara), Rumah Permanen untuk Korban Gempa Lombok dan pengadaan pasar rakyat. Diantaranya, insyaAllah 4 Oktober 2018 selenggarakan Konser Ebiet G Ade Untuk Gempa Lombok Bersama PKL Indonesia di Jakarta dan telah menjajagi kerja sama dengan Bank dunia. Bagi anak-anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal dunia akibat gempa, APKLI berikan Beasiswa Anak PKL Indonesia, mereka harus sekolah setinggi-tingginya sehingga memiliki masa depan yang lebih baik dari orang tua mereka’, tegas Ketua Umum DPP APKLI dr Ali Mahsun saat dialog langsung dengan Korban Gempa Lombok NTB, Selasa dan Rabu, 4 dan  5 September 2018.

Kami berharap Pemerintah tidak lamban lagi menangani dampak pasca gempa Lombok NTB. Kami juga Segera sampaikan ke berbagai pihak terkait, baik lembaga pemerintah mau pun non pemerintah atas hal yang sangat dibutuhkan masyarakat pasca gempa Lombok NTB. Semisal kepada Ikatan Dokter Indonesia, juga kepada Perguruan Tinggi yang memiliki Fakultas / Jurusan Psikologi dan Kedokteran untuk selekasnya berkenan memberikan konseling massal kepada lebih dari 400 ribu warga Lombok yang mengalami kecemasan massal (mass anxiety) sehingga mereka bisa bekerja kembali seperti semula. 

Berdasarkan temuan dilapangan, yang sangat dibutuhkan mereka saat ini adalah Konseling kecemasan Massal, Tenda – tikar / Hunian Sementara / Rumah Permanen, Kebutuhan Pokok, Kebutuhan Dasar Anak-anak Sekolah, dan berjalannya kembali roda ekonomi masyarakat, pungkas dokter ahli kekebalan tubuh Ali Mahsun putra asli Mojokerto Jawa Timur.

Pada kesempatan kunjungannya ke Lombok NTB Selasa - Kamis, 4 – 6 September 2018, Ketua Umum DPP APKLI, dr Ali Mahsun yang didampingi Ketua OKK M Yasin menyerahkan bantuan Beasiswa Anak PKL Indonesia kepada anak yatim piatu yang orang tuanya wafat akibat gempa, serta bantuan Beras, Tenda, Tikar, Susu, Air Mineral, Indomie, Perlengkapan Mandi, Pakain Layak Pakai, dan batuan lainnya. (rls/Am/JO)

No comments

Powered by Blogger.