Pakar Jelaskan Kemunculan Tagar #INAelectionObserverSOS



Ilustrasi pemilihan suara. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)


Jabung Online -- Usai Quick Count, tagar #INAelectionObserverSOS tiba-tiba menjadi topik terpopuler di dunia. Tak tanggung-tanggung, tagar ini menempati posisi nomor satu dunia dengan jumlah puluh ribuan cuitan.

Tagar ini dimulai dari asumsi netizen tentang serangan siber ke Indonesia karena pemilu. Netizen berasumsi sebuah video yang katanya menggambarkan serangan siber ke Indonesia itu meretas situs KPU dan membuat perubahan hasil data pemilu 2019.

Sehingga para warganet meminta bantuan agar 'menyelamatkan' Indonesia.

Partai Akal Sehat@PartaiAkalSehat

Dear world

Mayday mayday mayday.

Please kindly your help to Indonesia. There is so many fraud massively happened in Presidential election yesterday. #INAelectionObserverSOS

306

2:46 PM - Apr 18, 2019

Twitter Ads info and privacy


306 people are talking about this

Menanggapi hal tersebut, pengamat keamanan siber dan peneliti Drone Emprit Ismail Fahmi mengatakan video peta realtime serangan siber bukan mengindikasikan server milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) diretas. Menurutnya tagar tersebut muncul bukan karena serangan siber, tetapi karena dugaan kecurangan yang dimonitor oleh pendukung 02.

Spekulasi itu dicuitkan oleh salah satu akun Twitter @MSApunya yang menuduh server KPU diserang oleh peretas bayaran. 

[Gambas:Twitter] 

"Jadi sekarang kalau dilihat trennya soal server KPU, itu lagi naik. Ada tanda kekalahan menurut Quick Count, maka nya isu-isu yang lain dimunculkan terkhusus serangan KPU dihack dan seterusnya cuma tidak seramai sebelumnya," kata Ismail saat dihubungiCNNIndonesia.com, Kamis (17/4).

"Jadi, itu [video peta realtime Kaspersky Lab] serangan di dunia itu terus menerus terjadi setiap detik dan ada perusahaan-perusahaan anti virus yang mereka bisa menangkap itu secara hampir realtime. Serangan virus itu kan isinya cyber attack atau serangan siber."

Menurut Ismail, jurus yang digaungkan oleh sejumlah pendukung paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Twitter bertujuan untuk membuat kekhawatiran terhadap kinerja KPU yang saat ini tengah melakukan perhitungan suara.

"Caranya gimana? Cara yang paling gampang mereka tunjukkan adalah pakai tampilan-tampilan teknis yang seolah hacker dan yang paling menarik buat awam itu sebetulnya bentuk animasi," jelasnya.

Menurut laman resmi Kaspersky Lab, Indonesia menduduki peringkat ke-9 negara yang paling banyak mendapatkan serangan siber sebanyak 306.485 serangan. 

Sedangkan yang menduduki puncak serangan siber terbesar adalah Rusia, yang memperoleh serangan siber sebanyak 4.962.971 serangan. Disusul China di peringkat kedua, Vietnam, Jerman dan Amerika Serikat. 

Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 telah diselenggarakan kemarin (17/4). Pemilu 2019 kali ini dilakukan secara serentak mulai dari calon anggota legislatif (caleg) tingkat kota/kabupaten, provinsi, pusat, perwakilan daerah, hingga pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Namun, hasil akhir dari pemilu 2019 ini akan diumumkan secara resmi oleh KPU pada 22 Mei mendatang. (din/age)

No comments

Powered by Blogger.