Klarifikasi Ustazah ke MUI Soal Jadi Khatibah Idul Fitri


Photo : viva

Jabung Online – Ustazah Siti Rohmah memberi klarifikasi kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, terkait dirinya menjadi khatibah di Salat Idul Fitri yang diadakan di Majelis Taklim Al-Hidayah.

Dia menjelaskan, salat diadakan di dua tempat terpisah antara laki-laki dan perempuan. 

"Jadi begini pak. Saya diminta untuk menjadi Khatibah Idul Fitri di daerah Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, karena di situ kaprahnya Salat Id itu dipisah. Kalau laki-laki ke masjid, kalau perempuan di musala, jadi tidak campur dengan laki-laki," kata dia dalam keterangan kepada MUI yang diterima VIVA.

Menurutnya, spanduk viral di media sosial lantaran ada yang salah tanggap terkait pelaksanaan salat Idul Fitri, di mana jemaah laki-laki bercampur dengan perempuan, namun yang menjadi khatib perempuan. Padahal, sejatinya tidak diperbolehkan dalam Islam. 

"Nah panitia memasang spanduk ada orang mungkin selewatan lihat itu dikira jemaahnya adalah laki-laki campur perempuan, sementara khatib perempuan, kan ga boleh, Lalu ada yang lapor ke MUI pusat (tanpa klarifikasi) karena spanduk itu lokasinya di pinggir jalan dekat Kota Wisata Cibubur," ujarnya. 

Lanjut Siti, MUI sudah bertabayun mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi dalam pelaksanaan salat Idul Fitri yang digelar di Yayasan Al-Hidayah tersebut.

"Nah MUI pusat konfirm ke MUI Kabupaten ke KH Mukri Aji. Kiai langsung tabayun ke saya melalui Ustaz Tohirudin. Lalu saya jelaskan ke Pak kiai bahwa jemaahnya semua perempuan. Kalau seandainya laki-laki mah saya juga ga bakalan mau," kata dia. 

Sementara, Ketua MUI Kabupaten Bogor KH Ahmad Mukri Aji meminta agar jamaah perempuan menyatu dengan jamaah lain untuk melaksanakan salat Idul Fitri besok.

"Struktur yang diajarkan rasulullah dalam memberikan petunjuk bahwa laki-laki berada di saf depan dan perempuan di belakang dalam melaksanakan Salat Idul Fitri. Dan yang haid pun datang walau tidak salat," jelasnya.

Mukri mengatakan, pelaksanaan Salat Idul Fitri yang diisi khatbah perempuan langka terjadi. Meski tidak ada larangan dalam Islam, namun harus mengikuti anjuran Nabi Muhammad SAW di mana jamaah muslimah harus berjamaah bergabung salat idul Fitri di belakang kaum laki-laki. 

"Ya itu kita minta betul walau itu khusus perempuan, sebaiknya, bersama umat muslim di belakang laki-laki. Walaupun sah-sah saja, karena jamaahnya wanita. Tetapi rasulullah mengajarkan saat Idul Fitri semua keluar laki-laki, perempuan, anak-anak bahkan yang sedang haid," katanya. (mus)

Sumber: https://www.viva.co.id/berita/nasional/1154876-klarifikasi-ustazah-ke-mui-soal-jadi-khatibah-idul-fitri

No comments

Powered by Blogger.