Di SMP Negeri 3 Jabung, ekstrakurikuler Tekwondo berjalan rutin. Para siswa berlatih setiap minggu dengan semangat, bahkan sudah menguasai berbagai jurus dasar. Namun, hingga kini belum pernah ada perlombaan resmi Tekwondo tingkat Kabupaten yang dapat mereka ikuti.
“Kalau pencak silat sering ada lombanya, anak-anak juga sering ikut. Tapi Tekwondo? Belum pernah ada,” ujar salah satu guru pembina dengan nada heran.
Para siswa pun mengaku sedikit kecewa. Mereka berharap ada kompetisi resmi untuk cabang olahraga ini, bukan hanya latihan tanpa tujuan akhir. “Latihan terus sih boleh, tapi pengen juga ngerasain tanding di luar sekolah. Masa kita latihan cuma buat selfie pakai sabuk doang,” celetuk seorang siswa dengan gaya khas Gen Z.
Selama ini, perlombaan bela diri di tingkat Kabupaten Lampung Timur hanya membuka cabang pencak silat, sementara Tekwondo belum pernah dimasukkan dalam agenda resmi.
Padahal, Tekwondo memiliki potensi besar melatih disiplin, kekuatan mental, dan membangun prestasi non akademik siswa. Jika kondisi ini dibiarkan, maka pembinaan Tekwondo akan sekadar menjadi kegiatan fisik tanpa arah kompetitif.
Catatan Akhir:
Saatnya pihak sekolah bersama dinas pendidikan dan KONI setempat mempertimbangkan pembukaan lomba Tekwondo tingkat Kabupaten. Karena, seperti kata anak-anak, “Masa kita sabuknya naik terus, tapi lawannya nggak pernah ada?”