Aksi Mahasiswa Somasi Jakarta Terkait Kisruh APBD DKI Jakarta, Dipelintir Media


Aksi Mahasiswa Somasi Jakarta - Foto: @BEMPNJ
Aksi mahasiswa di berbagai daerah terkait berbagai permasalahan sosial dan politik, pekan ini mulai memanas. Sayangnya, nyaris tak ada pewarta media yang memberitakan aksi mereka. Tak menyerah, berbagai media sosial pun digunakan untuk menyebarluaskan aksi keprihatinan para mahasiswa tersebut.

Salah satu aksi yang mendapat perhatian luas publik adalah aksi bertema #JakartaGawatDarurat yang diusung ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Anti Korupsi (SOMASI) Jakarta, Jum'at 20 Maret 2015. 

Solidaritas ratusan mahasiswa yang tergabung dari  BEM Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) , BEM Universitas Negeri Jakarta (UNJ), KAMMI JAKARTA, BEM Esa Unggul, BEM BSI, BEM AL Hikmah, Aliansi Mahasiswa UIN Jakarta,  PASKHAS JAKARTA, mahasiswa Teater Pelangi PNJ dan Aliansi BEM JAKARTA RAYA ini menggelar aksi kepung Balaikota dan gedung DPRD DKI Jakarta.

Dalam pernyataannya, SOMASI Jakarta menegaskan sikap mahasiswa yang akan terus mengikuti detik demi detik permasalahan yang melibatkan eksekutif dan legislatif Jakarta sebagai momentum awal untuk menghadirkan pemerintahan yang bersih dari upaya memperkaya pribadi dan atau kelompok tertentu.

“Mahasiswa cinta akan kedamaian, namun kami benci dengan kedamaian yang busuk!” tutur Erwin selaku Ketua BEM PNJ dan korlap Aksi. 

Aksi yang merupakan tindak lanjut dari diskusi publik yang digelar Somasi Jakarta ini sekaligus menjadi penegas posisi mahasiswa sebagai pihak yang menuntut penuntasan kisruh APBD DKI yang melibatkan pemprov dan DPRD. 

Somasi Jakarta  menyampaikan beberapa poin tuntutan, diantaranya:

1. Mendesak dituntaskannya hak angket oleh DPRD Provinsi DKI Jakarta untuk mengungkap indikasi-indikasi pelanggaran hukum.

2. Menuntut Pemprov dan DPRD Provinisi DKI Jakarta berhenti melempar wacana di media yang berpotensi menyebabkan keresahan masyarakat

3) Usut tuntas dan adili begal anggaran siluman APBD DKI Jakarta

Amat disayangkan, aksi mahasiswa yang menyita perhatian publik tersebut, direspon dengan pemelintiran berita oleh media. Dalam sebuah berita yang dirilis portal media detikcom, diberitakan para mahasiswa yang tergabung dalam Somasi Jakarta tersebut, mendukung hak angket dan mendatangi balaikota seraya meneriakkan serang Ahok.

Sontak pemelintiran berita yang memicu  mahasiswa untuk meminta klarifikasi pada portal media tersebut segera menyebarluas di ranah media sosial. Tagar #BeritaBohong segera tertuju, baik kepada penulis berita tersebut, maupun kepada portal berita detikcom yang memuat berita tersebut, ramai menghiasi lini masa media-media sosial Sabtu malam kemarin hingga pagi ini.

Ardi, seorang netizen dari Jakarta mengatakan upaya pemelintiran berita oleh portal detikcom bukan terjadi kali ini saja.Namun Ardi menyayangkan pemelintiran tersebut justru dilakukan pada saat publik harus mendapat informasi jujur dan jernih mengenai aksi mahasiswa tersebut.

"Sayang banget.. ini momen penting untuk portal media memberitakan aksi mahasiswa dengan jujur. Jangan lupa, media adalah pilar demokrasi. Jadi bila media lalu melakukan kebohongan, sama artinya media sudah menjadi perpanjangan tangan penguasa," ujarnya geram pagi ini, Ahad, 22 Maret 2015.

Melalui akun twitter resminya, BEM PNJ pun menyesalkan tindakan detikcom

"Mari ceritakan kenyataan di lapangan dan tegaskan bahwa @detikcom menyebar #BeritaBohong saat memelintir tujuan Aksi #JakartaGawatDarurat", tulis @BEMPNJ, Sabtu, 21 Maret 2015 kemarin.

Hingga berita ini ditulis, belum ada klarifikasi dari pihak detikcom

No comments

Powered by Blogger.