Gaya Komunis... Rezim Jokowi Mulai Bredel Situs Berita Islam Tak Sehaluan! Dakwatuna Dan Hidayatullah Juga Kena Sasaran
Kabar datang dari beberapa teman yang menyatakan bahwa beberapa situs berita Islam telah di bredel oleh rezim pemerintahan Jokowi. Sepertinya ada upaya pengalihan perhatian pemerintah atas kenaikan harga BBM dengan mencoba untuk melakukan pembredelan situs berita Islam yang tidak pro pemerintahan.
Cara ini sama seperti digunakan oleh cara-cara komunis di Cina, yang menutup ISP berbagai akses internet untuk bisa membuka situs yang dianggap membahayakan pemerintahan.
Ternyata cara ini juga dilakukan oleh rezim Jokowi melalui BNPT, dengan menganggap beberapa situs Islam sebagai situs yang berbahaya. Berikut daftar situs Islam yang kena bredel rezim Jokowi:
Dakwatuna dan Hidayatullah dianggap sebagai situs atau website Islam radikal, sehingga langsung kena sistem filtering di ISP yang ada di Indonesia.
Padahal situs Dakwatuna dan Hidayatullah adalah termasuk situs lama yang memuat berbagai kajian-kajian keislaman moderat. Tidak ada sama sekali menyinggung tentang radikalisme atau kekerasan atas nama agama.
Situs islam Hidayatullah malah sebenarnya adalah situs dari sebuah ormas Islam yang terdaftar dan mempunyai andil kontribusi yang besar pada bangsa Indonesia. Para ustad dan dai dari Ormas Hidayatullah tersebar di pelosok dan pedalaman Indonesia.
Upaya BNPT sebenarnya malah mendiskriditkan ormas Islam Hidayatullah dengan menutup situs berita Islam tersebut.
Kami telah mengecek beberap daftar ISP yang menutup beberapa situs Islam antara lain. Speedy, IM2, Telkomsel, XL dan Biznet.
Ketika kami mencoba untuk membuka beberapa situs Islam tersebut, langsung mengarah kepada "Internet Postif". Jelas ini merupakan penghinaan, karena situs Islam dianggap sama dengan situs bermuatan pornografi dengan meredirect (mengalihkan) langsung pada laman "Internet Postif".
Rezim Jokowi sudah benar-benar tak pro terhadap kebebasan pers. Lebih buruk daripada rezim Orde Baru yang membonsai Islam. Ini Rezim seperti gaya Komunis dengan berbagai cara menghentikan laju kebebasan pers untuk menguntungkan mereka sendiri.
Cara ini sama seperti digunakan oleh cara-cara komunis di Cina, yang menutup ISP berbagai akses internet untuk bisa membuka situs yang dianggap membahayakan pemerintahan.
Ternyata cara ini juga dilakukan oleh rezim Jokowi melalui BNPT, dengan menganggap beberapa situs Islam sebagai situs yang berbahaya. Berikut daftar situs Islam yang kena bredel rezim Jokowi:
Dakwatuna dan Hidayatullah dianggap sebagai situs atau website Islam radikal, sehingga langsung kena sistem filtering di ISP yang ada di Indonesia.
Padahal situs Dakwatuna dan Hidayatullah adalah termasuk situs lama yang memuat berbagai kajian-kajian keislaman moderat. Tidak ada sama sekali menyinggung tentang radikalisme atau kekerasan atas nama agama.
Situs islam Hidayatullah malah sebenarnya adalah situs dari sebuah ormas Islam yang terdaftar dan mempunyai andil kontribusi yang besar pada bangsa Indonesia. Para ustad dan dai dari Ormas Hidayatullah tersebar di pelosok dan pedalaman Indonesia.
Upaya BNPT sebenarnya malah mendiskriditkan ormas Islam Hidayatullah dengan menutup situs berita Islam tersebut.
Ketika kami mencoba untuk membuka beberapa situs Islam tersebut, langsung mengarah kepada "Internet Postif". Jelas ini merupakan penghinaan, karena situs Islam dianggap sama dengan situs bermuatan pornografi dengan meredirect (mengalihkan) langsung pada laman "Internet Postif".
Rezim Jokowi sudah benar-benar tak pro terhadap kebebasan pers. Lebih buruk daripada rezim Orde Baru yang membonsai Islam. Ini Rezim seperti gaya Komunis dengan berbagai cara menghentikan laju kebebasan pers untuk menguntungkan mereka sendiri.
Post a Comment