Belajar Nasionalisme dari para pemain sinetron Turki ‘ELIF’


Belum lama ini, di acara ulang tahun salah satu stasiun televisi nasional; ditampilkan dalam salah satu acara tersebut yaitu para bintang pemain dari sinetron Turki berjudul ‘ELIF’

Ada beberapa hal menarik, yang dipertontonkan para bintang sinetron asal Turki tersebut, yaitu tentang betapa cintanya mereka kepada bahasa nasional mereka, diantara begitu banyak usaha mereka sendiri menghapal dua tiga ucapan dalam Bahasa Indonesia.

Kita dipertontonkan tentang betapa bangga nya mereka berbahasa nasional yang mereka miliki, Bahasa Turki bagi mereka mungkin adalah hal utama identitas kebangsaan; padahal secara geografis; Turki berada masuk di dua benua, Asia dan Eropa; dan dengan keuntungan tersebut seharusnya kulturisasi bahasa dapat dengan mudah mereka lakukan, Tapi sepertinya para penduduk Turki tetap bangga akan kultur bahasa mereka sendiri.

Melihat peristiwa tersebut seolah olah memberikan ‘sindiran’ bagi negeri kita sendiri, indonesia.

Cobalah tengok ketika para generasi muda Indonesia yang menjadikan standar kemampuan berbahasa Inggris sebagai standar kemajuan menguasai dunia, sementara Bahasa Indonesia sendiri mengalami penurunan dari segi ‘sense of belonging‘ atau rasa memiliki atas bahasa Indonesia itu sendiri.

Bahkan Presiden Jokowi sendiri juga berniat menghapuskan ujian kemampuan berbahasa Indonesia bagi para pekerja Asing.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang pula menjadi kebanggaan pada saat sumpah pemuda; kini nasibnya seolah dipinggirkan oleh bangsa dan pemimpin nya sendiri.

Bangga berbahasa Indonesia? ah belum tentu bisa, lebih baik berbahasa Inggris walau dalam pengucapannya sering salah, seperti kata Presiden Jokowi ‘ai don ting abot det’..(ndi/dw)

No comments

Powered by Blogger.