Keluar Wacana Permintaan Maaf Kepada Keluarga PKI, Bisakah Mereka Menjelaskan semua ini ?

Tiga tahun lalu, Majelis Ulama Indonesi (MUI) menggelar Halaqoh Kebangsaan dengan tema “Mengungkap Fakta dan Peristiwa Kelam Tahun 1965.” Acara yang diselenggarakan di kantor MUI Pusat di Jl. Proklamasi No.51 Menteng Jakarta Pusat, pada hari Senin (1/10/2012) tersebut menghadirkan budayawan Taufik Ismail sebagai salah satu pembicara

Dalam kesempatan tersebut, Taufik Ismail yang dikenal dengan karya-karya puisinya, kali ini justru memaparkan sejumlah fakta pembantaian komunisme di dunia, lewat karyanya yang berjudul “Meneropong Komunisme dalam Angka-angka.” Berikut ini kutipan paparan lengkap Taufik Ismail yang disampaikan di hadapan ratusan hadirin di kantor MUI Pusat.

Komunisme membantai 120 juta manusia di 75 negara, sepanjang 1917-1991, rata-rata 1.621.621 orang setahun, 4.504 sehari, 3 orang per menit, 20 detik per orang, selama 74 tahun di 75 negara.

Komunisme kudeta di 75 negara, negara bagian, pulau dan kota selama 69 tahun (1918-1987) sepanjang abad ke-20, dan berhasil mendirikan 28 negara komunis di dunia.

Pembantai paling raksasa dalam sejarah dunia: rezim Uni Sovyet yang menghabisi 61.000.000 orang.

Dari jumlah itu stalin bertanggung-jawab terhadap 43.000.000 orang, (sekitar 39.000.000 mati di kamp kerja paksa).

Pembantai raksasa paling garang dalam sejarah dunia adalah kamboja di bawah partai Khmer Rouge pimpinan Pol Pot, April 1975 – Des. 1978 membantai 2.000.000 (28,57 %) dari penduduk berjumlah 7.000.000.

Pembantai raksasa ketiga: rezim komunis Cina, sejak 1949 sampai 1987 (revolusi kebudayaan), yang membunuh lebih dari 1.000.000 warganya sendiri.

Partai komunis Khmer Rouge membantai 2.000.000 orang dalam 44 bulan, berarti; 45.454 orang / bulan 1515 orang / hari, 63 orang / jam, 1 orang / menit selama 3 ½ tahun, April 1975 - Des. 1978

Korban total komunisme (1917-1991) membantai 120.000.000 orang. Korban total seluruh perang dunia dan perang lokal abad XX 38.000.000 orang, sepertiga korban komunisme.

Korban nyawa akibat keganasan komunisme tiga kali lipat lebih banyak dari korban seluruh perang di dunia sejak Nabi Adam sampai sekarang yaitu; korban perang dunia I, perang dunia II, Korea, Vietnam, Iraq, Afghanistan, Palestina, Libanon digabung menjadi satu.

Di dalam negeri sendiri, berdirinya Banser NU tak bisa dilepaskan dari kekejian PKI terhadapa ummat islam, ribuan kyai dan santri mereka bunuh, ratusan pesantren mereka bakar. Dan tak hanya itu, mereka merampas quran, merobek dan memasukkan nya ke dalam karung dan menginjak-injaknya seraya berteriak ; "ganyang Kyai" "ganyang santri" "ganyang islam"

Lantas jika rezim ini mewacanakan permintaan maaf pada PKI, siapa sebenarnya yang menjadi korban?

Dulu mereka para pendukung rezim ini sudah diingatkan, PKI menjadi penumpang gelap dalam gerbong dukungan. Lalu mereka menyangkal dan menyerang balik bahwa ini adalah fitnah.

Sekarang, bisakah mereka jelaskan kenapa sejak rezim ini berkuasa bendera2 merah dg gambar palu arit begitu leluasa berkibar? Hingga keluar wacana permintaan maaf, bisakah mereka menjelaskan tentang apa ini semua? (red)

No comments

Powered by Blogger.