Ketika Rakyat jadi perahan cari keuntungan Pemerintah Jokowi terkait harga BBM


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, hingga Kamis (27/8/2015), belum ada keputusan yang diambil pemerintah untuk penurunan harga bahan bakar minyak (BBM).

“(Harga) September sebagaimana biasanya, akhir bulan (Agustus) kan dikaji. Sekarang Dirjen Migas sedang mengkaji. Besok lusa akan diumumkan,” kata Sudirman di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Sudirman mengatakan, terbuka peluang negara memiliki tabungan untuk berbagai kebutuhan pembangunan, apabila pemerintah tak menurunkan harga jual BBM di tengah melorotnya harga minyak mentah dunia. Selain itu, Sudirman juga mengatakan apabila harga jual BBM tidak diturunkan pada saat harga crude atau minyak mentah anjlok, maka kerugian PT Pertamina (Persero) sebagai penyalur utama BBM bisa berkurang.

“Pilihannya begini, menurunkan harga atau menyimpannya untuk mengkompensasi kerugian Pertamina kemarin,” ucap Sudirman.

Sebelumnya dia menyebut kerugian Pertamina dari penyaluran premium dan solar sejak Januari-Juli capai Rp 12 triliun. “Kedua, supaya kita punya tabungan untuk membangun listrik terluar. Supaya kita punya tabungan untuk membangun infrastruktur di daerah timur. Supaya kita punya tabungan untuk pembangunan depo-depo,” kata dia lagi.

Harga minyak mentah dunia beberapa hari terakhir drop di kisaran 40 dollar AS per barel, seiring dicabutnya sanksi embargo terhadap Iran, dan negara-negara OPEC yang belum mengurangi produksi. Meski begitu, harga jual BBM sampai sekarang juga belum diturunkan.

Ketika ditanya berapa turunnya kerugian Pertamina dari kebijakan pemerintah yang belum mengubah harga jual BBM, Sudirman belum bisa menjawab. “Saya harus cek ke Pertamina. Saya belum dapat laporan Pertamina,” kata dia, seperti dilansir dari laman media kompas.com

No comments

Powered by Blogger.