Mau kah Jokowi di PHK atau ‘dirumahkan’


1500 buruh pabrik di Tanggerang sudah diputuskan akan dirumahkan oleh perusahannya, sebelumnya di Bekasi sudah 5000 karyawan yang dikurangi jam kerja nya untuk menghindari resiko PHK massal akibat situasi pelambatan ekonomi.

Ribuan karyawan beserta puluhan ribu nasib keluarga sekitarnya ikut terseret dampak yang ada, bagaimana pengeluaran kedepannya? akankah masih ada harapan? sementara para pemimpin negeri ini seolah hanya kembali kepada teori teori ekonomi ketika mereka masih dibangku kuliahan.

Krisis finansial bukan lagi akan dihadapi, tetapi kita sudah atau sedang memasukinya, hal inilah yang tidak mau diakui oleh tim ekonomi Jokowi JK, mereka selalu mengatakan kita belum akan menghadapi krisis, kita aman, kita tak mungkin terseret krisis yang ada.

Faktanya, semau sudah terseret akibat nilai kurs Rupiah yang semakin anjlok dan hari ini sudah dilevel 14.200 per Dolar, PHK sudah terjadi dimana mana, harga harga sudah tak dapat dikendalikan, harga komoditas pertanian anjlok, semenatara insentif berupa kebijakan penurunan harga BBM masih saja belum dilakukan.

Apa ini? apakah memang ada pembiaran sistematis; OJK sendiri katakan kalau kurs Rupiah di level 15.000 maka 5 bank nasional akan terdampak akibatnya.

Apakah menunggu sampai Presiden Jokowi di PHK dan dirumahkan, baru situasi ekonomi akan pulih; karena salah satu penarik kepercayaan pasar dan pelaku ekonomi adalah soal kepemimpinan nasional

Sekali lagi, apakah menunggu Presiden Jokowi di PHK dan dirumahkan? (ndi/dw)

No comments

Powered by Blogger.