Mengaku Muslim Tapi Tak Pakai Cara Pandang Islam

Karena dalih relativitas, tak sedikit Muslim terjerumus dalam kebingungan. Karena menganggap semua benar menurut pandangan diri masing-masing, kemunkaran pun ditoleransi. Demi menghormati manusia, kebenaran yang jelas datang dari Tuhan pun dicampakkan. Singkat kata, mengaku muslim tapi tak pakai cara pandang Islam, menjauhkan diri dari pandangan hidup Islam.

Menurut Wido Supraha, seorang pengajar di Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Fatahillah, kondisi tersebut berbahaya. “Bahayanya adalah muslim tersebut akan memakai the worldview of ghairu-Islam (cara pandang yang bukan Islam – red.),” ujar Wido dalam keterangannya Selasa (23/02) kemarin.

Lebih lanjut Wido mengingatkan, cara pandang ghairu-Islam itu tidak akan membawa kepada kebenaran dan kebahagiaan. “Cara pandang yang akan menghabiskan waktu dan energi terbaiknya dalam keraguan atau confusion, kelemahan atau weakness, dan ketidakberdayaan ataupowerlessness,” kata alumnus Program Kaderisasi Ulama BAZNAS tersebut, melanjutkan.

Filosof muslim Syed Naquib Al-Attas menjelaskan, bahwa the worldview of Islamadalah pandangan Islam tentang realitas dan kebenaran yang nampak oleh mata hati kita dan yang menjelaskan hakikat wujud. Tetapi seperti dinyatakan dalam Al-Qur’an, tidaklah seseorang mengaku beriman selain ia akan diberi ujian. Wido yang sudah menjadi pengajar SPI sejak Angkatan I tahun 2014 itu, kembali menerangkan, bahwa ketika muslim kembali menuju The Worldview of Islam, dia akan meraih kesulitan dan ujian terbesar bahkan terberat dalam hidupnya.

“Namun pasti berupa kesulitan dan ujian yang akan mampu dilaluinya, karena pasti masih berada dalam kapasitas kemanusiaannya sebagaimana ukuran yang ditetapkan dari Yang Maha Mengetahui akan hal yang pasti,” kata Wido memaparkan.

Lalu di tengah situasi seperti sekarang, siapakah yang paling utama dalam memahami dan mengamalkan the worldview of Islam? “Yang paling urgen untuk itu adalah setiap pribadi manusia, baik dalam kapasitasnya sebagai guru, pejabat politik/pemerintahan, profesional, atau amanah dunia lainnya,” ujar Wido yang juga aktif berdakwah melalui laman situs http://supraha.com.

Ia pun menyerukan agar setiap pribadi muslim melakukan identifikasi komprehensif akan adab dirinya terhadap ilmu, sebelum melanjutkan amalan kehidupan.

SPI Media Center

No comments

Powered by Blogger.