Ahok Tak Paham Sejarah, Justru Masyumi Yang Buat Rumusan Pancasila


Presiden RI Pertama, Soekarno saat menghadiri Acara Masyumi (wiki)

Fitnah Ahok kepada Masyumi membuktikan bahwa ia pejabat yang asal bicara dan tak paham sejarah Indonesia.

Staf mantan Perdana Menteri dan Ketua Umum Partai Masyumi M Natsir, Lukman Hakiem mengencam pernyataan Ahok yang menuduh Masyumi ingin merubah Pancasila.

Lukman menegaskan, banyak pihak yang tidak paham sejarah yang tidak tahu bahwa justru tokoh Masyumilah yang membuat rumusan Pancasila seperti sekarang ini. Untuk itu semua harus mengingat kembali mengenai perdebatan di sekitar 18 Agustus 1945.

‘’Nah, pada sidang perumusan dasar negara 18 Agustus 1945 itulah Pancasila yang pada awalnya dirumuskan dan dipidatokan Bung Karno pada I Juni 1945, bentuknya menjadi seperti sekarang ini. Sebelum itu oleh Bung Karno sila Ketuhanan diletakan pada urutan ke lima. Dan ketika hendak disahkan secara resmi menjadi dasar negara, maka ada persoalan ketika Ki Bagus berkeras tetap memasukan ‘tujuh kata dalam Piagam Jakarta’ menjadi sila pertama Pancasila. Ki Bagus beralasan sudah ada persetujuan ketika Piagam Jakarta secara aklamasi disahkan dalam rapat BPUPKI beberapa pekan sebelumnya itu,’’ kata Lukman, seperti dilansir Republika, Kamis (31/03/2016).

Namun, sikap tanpa kompromi Ki Bagus kemudian berubah ketika ada lobi dari tokoh penting Masyumi yang lain, yakni Kasman Singodimejo dan Teuku Muhammad Hasan. Kedua orang ini dilobi oleh Bung Hatta yang menyampaikan pesan bila tujuh kata dalam Piagam Jakarta tidak dihapus, maka wilayah Indonesia bagian timur akan melepaskan diri dari Indonesia.

‘’Bung Hatta meminta jasa Kasman dan Teungku Hasan setelah gagal melobi Ki Bagus. Nah, berkat lobi kedua orang itu Ki Bagus luluh. Dia kemudian merumuskan jalan tengah. Rumusan sila pertama Pancasila yang masih mencantumkan frasa:’’…… dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya’’ dihilangkan. Oleh Ki Bagus rumusan itu kemudian diganti menjadi frase yang lebih umum: Ketuhanan Yang Maha Esa,’’ katanya.

Jadi harus dipahami juga, baik Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, Teuku Muhammad Hasan adalah tokoh Masyumi.

‘’Ki Bagus baru saja mendapat gelar pahlawan nasional. Teuku Muhammad Hasan malah sudah lebih dahulu dianugerah gelar itu. Kasman Singodimejo sudah diusulkan menjadi pahlawan nasional. Nah, siapa yang berani dan bisa bantah adanya fakta sejarah bahwa Masyumi tidak ikut merumuskan Pancasila hingga bentuknya seperti sekarang ini itu,’’ ujar Lukman.[rol/YL]

No comments

Powered by Blogger.