Bupati Lampung Timur Menangis


Lampung Timur - Sejak dilantik pada 17 Februari lalu, belum genap seratus hari. Tepatnya, baru 82 hari memimpin Lamtim. Bupati yang akrab disapa Mba Nuni itu terlihat sudah dua kali menangis. Tangisan yang menunjukkan sikap keibuan, mengemong dan terlihat emosional untuk merasakan terlibat serta ikut menanggung derita masyarakat yang dipimpinnya. 

hingga Minggu, 8 Mei 2016, bupati perempuan pertama di Provinsi Lampung itu terlihat menangis. Pertama, ketika menyantuni anak yatim piatu di Islamic Centre, Sukadana. 


Saat itu, Rabu (27/04/2016) Bupati Lamtim bersama jajaran pejabat lain di Pemkab setempat, menggelar kerja bakti untuk membersihkan masjid dan pusat kegiatan keislaman di daerah yang berjuluk Bumei Tuwah Bepadan tersebut. Bupati kemudian memberikan santunan pada sekitar 282 anak yatim piatu. Suasana haru dan cucuran air mata Bupati tak terbendung ketika memeluk anak-anak kurang beruntung tersebut.

Chusnunia dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini harus dijadwalkan rutin untuk menjalin silaturahmi antara pejabat dengan anak yatim piatu serta kaum dhuafa. “Pemerintah harus hadir di semua lapisan masyarakat, kita juga harus menjaga jalinan tali silaturahmi," kata dia.

Tangisan kedua terlihat pecah dan tak terbendung ketika Bupati Lamtim bersama rombongan menyambangi rumah Almarhumah Mistiana. Anak yang baru berusia sepuluh tahun tersebut menjadi korban kejahatan yang hingga saat ini pelakunya masih diburu aparat kepolisian.

Almarhumah Mistiana dikabarkan, selain diperkosa, dibunuh dan jenasahnya sudah dalam kondisi yang sangat memilukan.


Keluarga almarhumah sendiri hidup di bawah garis kemiskinan. "Remuk redam hati mendengar kisah kejadian yang dialaminya," kata dia yang kemudian memeluk ibu serta adik almarhum di rumah papan yang bercampur geribik.

Rumah keluarga itu sendiri, terletak di daerah pedalaman, tepatnya di Labuhan Ratu, Kecamatan Labuhan Ratu. Beberapa warga menuturkan, rumah sederhana itu pun bukan milik pribadi melainkan menumpang dari tetangga.

Sebelum rombongan Bupati Chusnunia hadir, Reza, aktivis dari pendataan Kemensos terkait PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) mendatangi keluarga korban bersama rombongan LPA Bandarlampung. "Dari penuturan keluarga korban, kita ketahui rumah sederhana itu masih menumpang, kita juga sempat melihat nilai raport terakhir almarhumah dan beliau adalah anak yang cerdas," kata Reza pada gajahlamtim.com, Minggu (8/5).



Menurut pengakuan Muhidin, ayah almarhumah, diketahui Mistiana adalah anak yang menjadi harapan keluarganya di masa depan. Ayah korban berharap, pelaku segera ditangkap dan mendapat hukuman yang setimpal.

Pemkab Lamtim sendiri, langsung bergerak cepat dengan langsung membentuk Tim Koordinasi khusus untuk menangani kasus Mistiana. Dalam rapat di ruang kerja Kapolres Lamtim, hadir Sekda, Asisten I, Kaban Kesbanglinmas, Kadisosnakertrans, Camat Labuhan Ratu, Kades Labuhan Ratu dan jajaran Polres. (lis)

No comments

Powered by Blogger.