Ketika Tagline Wong Ndeso dan Pembela Wong Cilik, Dibikin ‘Mati Gaya’ oleh Jokowi

Pada awal kemunculannya, Presiden Jokowi dikenal dengan tagline Pribadi yang wong ndeso dan pembela wong cilikwong ndeso yang berarti adalah orang desa, sertapembela wong cilik yang mengandung arti pembela orang cilik atau orang kecil

Penampilan dan penampakan yang diberikan oleh Presiden Jokowi dari dahulu menampakan dua karakter tersebut; orang desa dan pembela orang kecil, dan ini seolah memancing respon positif dan menarik dukungan sebagian besar rakyat yang mengangap dua karakter tersebut pasti mewakili sifat sederhana dan apa adanya

Namun apa yang terjadi kini, dua karakter yang seolah menjadi penampakan seorang Jokowi dimata publik; harus ‘mati gaya’, artinya kini semua penampakan yang dahulu publik banggakan akan ada pada diri Jokowi, ternyata hilang tiada berbekas

Presiden Jokowi kini sering berada pada pihak pemegang modal dan cenderung bersikap membela kepentingan para taipan dalam bentuk politik transaksional; hegemoni China sangat terlihat diberikan tempat dengan porsir terbesarnya diera saat ini

Diera Presiden Jokowi, politik transaksional serta lupa dan pengingkaran akan janji janji pada waktu kampanye sering terjadi salah satunya adalah kebijakan impor yang membuat produk lokal petani dan peternak Indonesia terancam kedaulatannya

Penampakan pada waktu dahulu, harapan besar yang diberikan publik atas penampilan Jokowi; seolah hilang tiada sisa; berganti penampilan yang ‘berbeda’ ketika saat terpilih untuk memimpin Indonesia

Disaat itulah tagline Wong Ndeso dan pembela wong Cilik akhirnya harus ‘mati gaya’ oleh sang sosok Presiden Jokowi sendiri

Yang menugkin jadi pertanyaan, apakah nanti kedepan apabila ada calon pemimpin yang memiliki penampakan sama seperti Jokowi dengan penampakan mewakili harapan wong ndeso dan pembela wong cilik, AKAN LAKU DAN DIPILIH PUBLIK LAGI?

No comments

Powered by Blogger.