Pengamat Intelejen: Antara Pembunuhan Mirna dan Sosok Jessica ‘settingan’ Intelejen

Sidang pembunuhan Wayan Mirna Salihin memasuki babak baru yaitu menghadirkan saksi saksi ahli, termasuk saksi ahli Ahli forensik toksikologi kimia dan biologi Puslabfor Mabes Polri, Kombes Pol Nur Samran Subandi

Kombes Pol Nur Samran Subandi mengatakan pelaku pembunuhan Wayan Mirna Salihin merupakan orang yang cerdas.

“Pelaku ini cukup smart, pokoknya pintar. Dia tahu kalau sianida bisa hilang jika terkena panas,” kata Nur Samran pada sidang lanjutan perkara tewasnya Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di PN Jakarta Pusat, Rabu.

Hal itu dikatakannya karena efek sianida akan hilang jika dilarutkan dalam air panas atau jika terkena panas. Namun sianida akan bekerja lebih baik jika dimasukan pada sesuatu yang dingin.

“Sianida akan hilang kalau panas, kalau dingin bereaksi bagus,” kata dia.

Lebih lanjut, Nur Samran berpendapat sianida akan tetap berbahaya kendati dilarutkan ke dalam minuman apapun, termasuk es kopi.

“Sepanjang zat sianida masih ada di dalam kopi, sifatnya sama saja berbahaya,” kata dia.

Wayan Mirna Salihin kejang-kejang usai meminum es kopi Vietnem di Kafe Olivier Jakarta Pusat kemudian tewas di RS Abdi Waluyo pada 6 Januari 2016. Jaksa penuntut mendakwa teman Mirna, Jessica Kumala Wongso, dengan tuduhan pembunuhan berencana atas perkara itu.

Ada ‘aroma’ Intelejen dibalik kasus pembunuhan Mirna Salihin

Pengamat Intelejen Sofjan Lubis memberikan pendapatnya; kasus pembunuhan mirna ini semakin terasa ada aroma intelejen dibaliknya

Dari sudut pandang publisitas atau pemberitaan yang terus menerus; hal ini seolah diciptakan atau disetting harus seperti ini, berlarut larut tanpa menemukan titik terang yang pasti

Tindakan Jessica Kumala Wongso seperti layaknya seorang ‘profesional’, ibaratnya sudah ada yang memberikan arahan arahan; seperti menaruh tas belanjaan yang menutupi CCTV dan time ing pemberian racun yang hingga kini masih dalam perdebatan

Kecerdasan dan ketelitian seorang Jessica bukan tanpa sebab, tapi bisa jadi adalah buah dari perencanaan yang sudah sangat matang; ibarat operate mission; sosok Jessica tinggal memainkan alur alur yang sudah disiapkan, pertanyaannya siapa yang memberikan alur alur dan memberikan gambaran detail situasi lapangan

Melihat hal tersebut, kita bicara sebuah settingan pembunuhan yang sudah direncanakan detail; ibarat sebuah plot cerita yang sudah disipakan, dengan kemungkinan Jessica sudah mengetahui kondisi meja, posisi CCTV keamanan kafe, dan urutan urutan kejadian (sangat terukur), karena dari meja 53,54,55 itu satu view atau penglihatan

Kalau saya boleh katakan Jessica adalah operate mission; pelaksanaan dari sebuah operasi random atau acak, ditambah ada tujuan dan kepentingan bisa mengarah kepada bisnis dari ayah  Mirna Salihin yaitu Dermawan Salihin adalah pengusaha antar kirim dokumen penting

Tanpa disadari, harus ada yang memeriksa sosok Jessica Kumala Wongso di Australia; bagaimana sosok Jessica ini bisa begitu mudah meninggalkan Australia dimana diketahui memiliki catatan kriminal di negara tersebut

Seolah ada pihak yang ‘mensponsori’ kedatangan Jessica dari Australia ke Indonesia, dengan catatan dan agenda yang sudah disiapkan (alur alur yang sudah disiapkan, tinggal operate mission seperti Jessica mengikuti satu persatu)

Ada aroma intelejen dibalik kasus pembunuhan Mirna Salihin, harusnya pemeriksaannya lebih meluas dari proses kedatangan Jessica dari Australia, memperoleh dan pembelian sianida dimana (Australia)

Diluar unsur diatas, pemberitaan dan publisitas kasus pembunuhan Mirna Salihin ini mengalahkan pemberitaan lainnya (artinya ada yang diuntungkan dari sudut pandang porsi ‘publisitas’ yang besar terkait kasus tersebut di media)

No comments

Powered by Blogger.