Ini Alasan DSKS Protes Acara ‘Solo Menari’

Jabungonline.com – Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Surakarta berencana mengadakan acara ‘Solo Menari’ pada Ahad (29/04/2018). Melalui surat berkop Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), sekolah diminta untuk mengirimkan siswinya untuk mengikuti kegiatan tersebut.


Mendapat surat ini, Sekjen Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Yusuf Suparno langsung mengajukan audiensi dengan pihak terkait. Pasalnya, termuat dalam surat bahwa siswi yang diminta disyaratkan tidak berjilbab.

“Kami begitu mendapat surat edaran itu langsung mengajukan surat kepada (MKKS) SMA/MA Kota Surakarta untuk mengadakan audensi,” ungkapnya kepada kiblat.net pada Rabu (25/04/2018).

Namun, Yusuf mengatakan audiensi dibatalkan karena terdapat ralat dari pihak MKKS, yaitu syarat tidak berjilbab dihilangkan. Kendati demikian, pihaknya tetap menyoroti ecara tarian massal tersebut.

“Hal yang kami tidak inginkan ya tentu adanya tari yang menunjukkan lenggok-lenggok tubuh wanita, apalagi nggak make jilbab,” ujar Yusuf.

Surat dari MKKS SMA/MA Kota Surakarta sebelum diubah.

Rencananya, acara tersebut akan menghadirkan 5.000 penari putri di sepanjang jalan dari Bundaran Gladag sampai Ngarsopuro. Para penari putri diambil dari sekolah-sekolah, sanggar tari, kelurahan, kecamatan, universitas dan warga umum sekitar Surakarta.

“Terlepas dari makai atau tidak (jilbab), yang namanya tari itu dilarang dalam Islam,” sambung Yusuf.

Untuk itu, DSKS mengimbau kepada Dinas Kebudayaan Pemkot Surakarta untuk mengganti acara tersebut dengan acara lain, yang tidak memicu kontroversi di masyarakat.

“Kalau secara syar’i, ya tidak usah mengadakan acara yang membuat murka Allah. Jika harus diganti, gantilah dengan acara yang tidak mengumbar aurat dan tidak bertentangan dengan syariat Allah,” pungkasnya.

No comments

Powered by Blogger.