Daftar Panjang Ulama dan Tokoh yang Dipersekusi: Tengku Zulkarnaen Hingga UAS

Jabung Online – Sepanjang 2017 hingga tahun 2018, beberapa kali terjadi peristiwa persekusi, penghadangan dan ancaman terhadap tokoh nasional dan ulama yang hendak menyampaikan gagasannya.


Terbaru adalah persekusi yang dilakukan sekelompok massa terhadap Habib Bahar bin Smith dan menantu dari Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab, Habib Hanif Alatas di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Senin (15/10).

Sebelum peristiwa tersebut, terjadi sejumlah persekusi terhadap ulama dan tokoh nasional. Berikut rangkumannya.

1. Penghadangan Ustaz tengku Zulkarnain di Kalbar


Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia ustaz Tengku Zulkarnain ditolak massa Dewan Adat Dayak (DAD) saat mendarat di Bandara Susilo, Sintang, Kalimantan Barat, (12/1/2017) lalu.

“Kejadian di bandara Sintang pagi ini (12/1) pukul 10:30, ketika Tengku Zulkarnain akan turun dari Pesawat Garuda (Twin Otter), dihadang sekitar 30 orang berbusana daerah. Tengku Zulkarnain sempat ditarik-tarik bajunya dan sebilah mandau menyerangnya namun alhamdulillah tidak mengenai beliau. Tengku Zulkarnain sungguh sangat heran, bagaimana mungkin senjata tajam bisa masuk sampai kaki pesawat?” kata Anggota Komisi Hukum dan Perundangan Undangan (Kumdang) MUI Pusat, M Luthfie Hakim.

“Dua orang polisi naik ke atas pesawat meminta Tengku Zulkarnain untuk tidak turun. Tengku Zulkarnain menyatakan akan tetap turun, namun setelah polisi meminta-minta dengan sangat untuk tidak turun demi keamanan beliau maka akhirnya beliau tidak jadi turun dan pesawat kembali tinggal landas menuju Pontianak,” sambungnya.

Luthfie menjelaskan, kedatangan KH Tengku Zulkarnain ke Sintang, atas undangan dari Bupati Sintang, dr. H. Jarot Winarno, M.Med.Ph, untuk menjadi penceramah dalam acara Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

“Kehadiran Tengku Zulkarnain di Sintang atas undangan resmi Bupati Sintang untuk memberikan ceramah Maulid Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bupati sangat kecewa dengan penghadangan tersebut dan menyatakan kegiatan Peringatan Maulid Nabi dengan penceramah Tengku Zulkarnain akan tetap dilakukan dengan pengawalan penuh aparat kepolisian dengan waktu pelaksanaan yang tidak dapat saya sampaikan di sini. Para pelaku kekerasan tersebut sudah ada yang teridentifikasi,” ungkapnya.

2. Persekusi Ustadz Abdul Shomad


Ustadz Abdul Shomad juga menjadi korban persekusi. Tokoh agama yang berasal dari Pekanbaru itu sempat didemo dan ditolak kehadirannya di Bali oleh sekitar seratus orang dari Gerakan Nasionalis Patriot Indonesia, Perguruan Sandi Murti dan ormas Nahdlatul Ulama (NU) setempat.

Ustaz Somad didatangi sejumlah orang ke tempat bermalamnya, di Hotel Aston, Denpasar, sembari mengumpat sejumlah tudingan.  Sekelompok orang dari sejumlah Ormas di Bali menuding Ustaz Somad tidak Pancasilais, anti NKRI, serta ceramahnya akan memecah belah bangsa.

Dalam pertemuan yang dimediasi aparat, perwakilan ormas Bali sudah meminta agar Ustaz Somad disumpah di bawah Alquran untuk setia pada Pancasila, NKRI, mencium bendera Merah Putih dan tidak menyebut kata-kata kafir dalam ceramahnya. Namun permintaan itu ditolak Ustad Somad. Massa mendesak agar Abdul Somad diusir dari Bali. Ia dituding massa tidak cinta NKRI.

Namun setelah Ustaz jebolan S1 Universitas Al Azhar Mesir itu menyanyikan lagu Indonesia Raya, massa akhirnya melunak dan mempersilakan Ustaz Somad berdakwah.

Dugaan tindakan persekusi yang dilakukan sejumlah organisasi kemasyarakatan di Bali terhadap penceramah agama Abdul Somad beberapa waktu lalu berbuntut panjang. Ustaz Somad sempat ditolak untuk ceramah di Pulau Dewata, 8 Desember 2017.

Ustaz Somad bakal melaporkan dugaan persekusi tersebut ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Senin (18/12).

3. Persekusi Tokoh Nasional Neno Warisman


Muslimah penggagas gerakan #2019GantiPresiden Neno Warisman diperlakukan tak pantas di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau, mulai Sabtu (25/08/2018) sore. Wanita berjilbab ini dipersekusi, diadang, ‘disandera’, bahkan dipulangkan paksa dari Pekanbaru.

Neno menyampakan pengakuannya atas kejadian tersebut sekembalinya ia di Jakarta, Sabtu tengah malam atau Ahad (26/08/2018) dinihari.

“Saya dijemput sahabat-sahabat relawan jam 24.00-an malam setiba di Bandara Soetta (Soekarno Hatta Cengkareng, Tangerang, Banten), dan teman teman mengerti betapa laparnya saya. Mereka mengajak saya makan di restoran padang Jl Juanda dan setelah makan, saya pulang,” kata dia.

Ia menuturkan, sekeluarnya dari ruang kedatangan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, ia tertahan di gerbang bandara, sebelum hendak menuju hotel tempatnya rencana menginap. Neno harus bertahan di dalam mobil selama nyaris 7 jam, hingga pukul 21.00-an malam.

“Begitu banyak yang terjadi,” tuturnya. Tekanan, ancaman tersamar, maupun pemaksaan-pemaksaan dan terselip. Ada juga permohonan dan pendekatan yang manusiawi dari sedikit di antara aparat yang memaksanya untuk kembali ke bandara untuk dipulangkan.

Kedatangan Neno ke Pekanbaru dalam rangka menghadiri acara deklarasi #2019GantiPresiden yang direncanakan digelar Ahad (26/08/2018).

4. Persekusi Habib Bahar bin Smith dan Habib Hanif Alatas


Habib Bahar bin Smith dan menantu dari Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab, Habib Hanif Alatas di juga mengalami persekusi di Bandara Sam Ratulangi Manado, Senin (15/10).

Senin sekitar pukul 14.00 WITA di Bandara Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara telah menerobos masuk dan bercokol di dalam area Bandara puluhan orang yang diduga dari kelompok relawan Projo (Pro Jokowi) yang berasal dari PDIP dan Ormas MTI, dengan tujuan untuk menghadang kedatangan dua ulama, Habib Hanif Alatas dan Habib Bahar bin Smith yang datang untuk berdakwah dan melakukan syiar Islam.

Dengan berpakaian serba merah dan pamerkan pedang-pedang terhunus, sekelompok orang itu menari-nari dan memprovokasi di dalam area Bandara, yang seharusnya merupakan wilayah full clear dari senjata-senjata tajam.

 

 

 

 

No comments

Powered by Blogger.