Esemka, Jokowi Maju Kena, Mundur Kena!



Presiden Joko Widodo saat meresmikan pabrik mobil Esemka yang dikelola PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), di Desa Demangan, Kosambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9). (Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jabung Online  -- Pabrik produksi mobil Esemka di Boyolali, Jawa Tengah, akhirnya diluncurkan ke publik pada Jumat (6/9). Momen ini jadi bagian dari rangkaian panjang janji politik Joko Widodo mewujudkan mobil nasional.

Esemka lahir pada 2007 dari tangan anak-anak sekolah menengah kejuruan (SMK). Lima SMK dilibatkan dalam proyek tersebut, yakni SMKN 2 Surakarta, SMKN 5 Surakarta, SMK Warga Surakarta, SMK 1 Singosari Malang, dan SMK Muhammadiyah 2 Borobudur.

Kemudian Esemka mulai dikenal publik saat Jokowi memakainya sebagai mobil dinas Wali Kota Solo pada tahun 2012. Saat itu, Jokowi yang sedang bersiap maju di Pilgub DKI pun menjanjikan Esemka bakal jadi mobil nasional.

Setelah ia terpilih menjadi DKI 1 lalu maju menjadi Presiden RI, nama Esemka timbul tenggelam. Esemka baru terdengar kembali saat gelaran Pilpres 2019.

Kala itu lawan politik Jokowi dengan gencar mencibir janji soal mobil nasional. Esemka disebut sebagai cerminan janji politik Jokowi yang tak pernah ditepati.

Mobil Esemka karya pabrik Boyolali, Jawa Tengah. (CNN Indonesia/Sri hartono)

Beberapa saat usai Pilpres 2019, pabrik produksi Esemka diluncurkan. Pabrik itu diklaim bisa memproduksi 18 ribu unit per tahun.

Dalam kesempatan itu ditegaskan Esemka adalah produk swasta yang diproduksi di bawah PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK). Berbeda dari janji Jokowi pada 2012 yang hendak menjadikannya mobil nasional.

Esemka pun dikritik publik karena berbentuk mobil pikap, bukan sport utility vehicle (SUV) yang pernah dipakai Jokowi sebelumnya. Publik juga menyoroti kemiripan pikap Esemka dengan merek Changan dari China.

Esemka juga menuai kritik dari parlemen. Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon bahkan menyindir Esemka seharusnya dijadikan mobil dinas kepresidenan.

"Ganti dong dengan mobil Esemka yang dibangga-banggakan. Saya kira itu spiritnya akan bagus, kan sudah diproduksi. Ganti dulu pakai mobil Esemka," ucap Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Jumat (6/9).

Peneliti politik LIPI Siti Zuhro menilai Jokowi dalam posisi serba salah terkait Esemka. Sebab janji mewujudkan mobil nasional terlampau tinggi, kata Siti.

Foto: CNN Indonesia/Fajrian

Ketika coba diwujudkan, Jokowi akan terkena kritik karena realisasinya setengah-setengah. Jika tak diwujudkan, kadung menjadi janji politik yang membenak di publik.

"Ya simalakama, terlanjur. Maju kena, mundur kena. Kalau orang Jawa bilang, sudah basah, basah sekalian. Ini pelajaran berharga buat kita mengukur kemampuan sendiri," kata Siti saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (9/9).

Siti menyampaikan Esemka memang taktik jitu Jokowi saat maju di DKI. Namun program itu jadi bumerang di kemudian hari karena sulit diwujudkan baik dari segi politik ataupun bisnis.

Saat ini, kata Siti, Esemka dipakai Jokowi sekadar untuk menjawab kritik para lawan politik. Langkah ini dilakukan agar kritik serupa tak terus menghinggapinya pada periode kedua.

"Pak Jokowi ingin menunjukkan kepada pengkritiknya bahwa Esemka itu riil, konkret, ada. Untuk politik ini kan menaikkan legitimasi," tutur dia.

Dihubungi terpisah, pengamat komunikasi politik Universitas Bunda Mulia Silvanus Alvin menilai Esemka memang jadi hal yang selalu dipakai Jokowi sebagai simbol politik.

Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan jadi ibu kota baru. Pemindahan ibu kota ini dinilai akan jadi legacy atau peninggalan Jokowi selain mobil Esemka. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Saat ini, kata Alvin, Esemka menjadi simbol bahwa Jokowi sudah tak punya lagi beban janji politik untuk peride kedua.

"Jokowi tidak ingin di periode kedua masih punya utang politik. Supaya apa? Legasi Jokowi baik, tidak ada lagi [cibiran] Jokowi tidak kerja atau omong doang," kata Alvin kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/9).

Momen peluncuran yang diambil sebelum masuk periode kedua Jokowi juga disebut Alvin sebagai bentuk pernyataan sikap bahwa ia siap bekerja lima tahun ke depan.

Pemilihan Esemka juga disebut Alvin sebagai simbol visi Jokowi di periode kedua yang diwakili oleh slogan Indonesia Maju.

Esemka jadi simbol kemajuan dan kemandirian teknologi yang ingin disampaikan Jokowi, ucap Alvin.

"Presiden hanya bisa menjabat dua kali dalam kurun sepuluh tahun. Jadi Esemka ini dan pemindahan [ibu] kota coba dijadikan legacy besar Jokowi," tutur dia.

(dhf/arh/CNN)

No comments

Powered by Blogger.