GP Ansor Minta Polisi Tak Cari Masalah soal Guyonan Gus Dur

Ketua umum GP Ansor Yaqut Cholil saat wawancara khusus dengan CNNIndonesia.com, Jakarta (24/10). (CNN Indonesia/ Hesti Rika)
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Quomas meminta polisi tak mencari masalah soal lelucon Gus Dur. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jabung Online -- Ketua Umum PP Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengkritik langkah polisi memeriksa Ismail Ahmad, warga di Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Maluku Utara karena mengunggah guyonan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur soal 'tiga polisi jujur'

Pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu meminta polisi tak perlu mencari masalah terkait guyonan Gus Dur tersebut.

Gus Yaqut pun mempertanyakan masalah dari guyonan Gus Dur itu. Menurutnya, Gus Dur justru memuji mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng Imam Santoso dalam guyonan tersebut."Apa sih yang dipersoalkan, enggak usah cari masalah lah, saya kira," kata Gus Yaqut kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/6).

"Apa yang perlu dikriminalisasi dari humor itu? Itu kan substansinya malah memuji Hoegeng, polisi yang baik itu ya Pak Hoegeng itu. Kenapa polisi harus memprosesnya secara hukum?" ujarnya.

Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu meminta polisi melihat kritik sebagai sebuah vitamin, bukan ancaman. Menurutnya, kritik juga harus dianggap sebagai sesuatu yang menyehatkan.

"Biasa saja, enggak ada yang urgent untuk disikapi," katanya.

Ismail kemudian dipanggil Polres Kabupaten Kepsul untuk diminta klarifikasi. Ia mengaku juga diminta meminta maaf agar kasus tersebut tak berlanjut.Sebelumnya, Ismail mengunggah lelucon yang dibuat Gus Dur lewat akun media sosialnya. Ismail menulis 'Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: Patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng'.

Ismail lantas menyampaikan permintaan maaf dalam sebuah konferensi pers di Mapolres Kabupaten Kepsu, Selasa (16/6) kemarin.

Merespons hal ini, putri Gus Dur, Alissa Wahid menyayangkan langkah polisi tersebut. Alissa menyebut masalah ini membuktikan sekat kebebasan berpendapat dan rasa ketersinggungan sejumlah pihak di Indonesia sangat tipis.


Menurut Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian itu, polisi seharusnya menuntut Gus Dur jika mempermasalahkan lelucon tersebut. Selain itu, Alissa menilai tindakan polisi memanggil Ismail merupakan bentuk intimidasi negara terhadap warganya.



Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono belum merespons konfirmasi CNNIndonesia.com terkait pernyataan Gus Yaqut ini.

(mts/fra) 

No comments

Powered by Blogger.