Jabungonline.com - Tahun 2025 ini, Indonesia resmi menginjak usia 80 tahun kemerdekaan. Sebuah usia yang, jika diibaratkan manusia, sudah matang dan seharusnya bijak. Namun, di tengah gegap gempita perayaan, pertanyaan besar muncul: bagaimana nasib pendidikan kita? Apakah benar-benar sudah merdeka, atau justru masih terikat oleh rantai masalah klasik?
Capaian yang Patut Diapresiasi
Tidak bisa dipungkiri, sejak 1945 hingga kini, pendidikan Indonesia mengalami berbagai kemajuan:
- Akses lebih luas: Sekolah negeri menjangkau pelosok desa, bahkan daerah terpencil kini punya fasilitas pendidikan meski masih terbatas.
- Kurikulum yang berkembang: Meski sering berganti, kurikulum mencoba menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan teknologi.
- Kesadaran akan pentingnya pendidikan meningkat: Orang tua kini lebih mendorong anak-anaknya untuk bersekolah hingga jenjang tinggi.
Masalah yang Tak Kunjung Usai
Namun, di balik kemajuan itu, masih banyak pekerjaan rumah yang terasa seperti lingkaran tak berujung:
-
Kesenjangan Kualitas Pendidikan
Sekolah di kota besar jauh lebih maju dibanding sekolah di daerah terpencil. Fasilitas, tenaga pendidik, dan metode pengajaran seringkali timpang. -
Guru Masih Jadi Korban Sistem
Guru honorer dengan gaji minim masih menjadi pemandangan umum, sementara beban administrasi sering menggerus waktu mengajar. -
Gonta-ganti Kebijakan
Setiap ganti menteri, ganti pula konsep kurikulum. Akibatnya, guru dan siswa sering kebingungan menyesuaikan diri. -
Minimnya Literasi dan Numerasi
Berdasarkan survei internasional seperti PISA, kemampuan membaca, menulis, dan berhitung siswa Indonesia masih di bawah rata-rata global.
Pendidikan Kita: Merdeka atau Sekadar Bebas?
Kemerdekaan sejati dalam pendidikan bukan hanya soal akses belajar, tapi juga kesetaraan kualitas dan kemampuan mencetak generasi yang kritis, kreatif, dan berdaya saing global.
Sayangnya, banyak kebijakan masih berorientasi pada angka kelulusan dan formalitas, bukan kualitas pembelajaran.
Menuju Pendidikan Emas 2045
Jika ingin menyongsong 100 tahun Indonesia Merdeka dengan pendidikan yang benar-benar maju, langkah besar harus diambil:
- Pemerataan fasilitas dan tenaga pendidik di seluruh wilayah.
- Penguatan kompetensi guru melalui pelatihan berkelanjutan.
- Stabilitas kurikulum yang fokus pada kualitas, bukan proyek politik.
- Revolusi literasi digital agar siswa siap menghadapi persaingan global.
Kesimpulan:
80 tahun merdeka adalah momentum refleksi. Kita tidak boleh puas hanya karena anak-anak bisa bersekolah. Pendidikan harus menjadi pintu kemerdekaan yang sesungguhnya—membebaskan pikiran, membentuk karakter, dan memampukan setiap generasi untuk menjadi pemimpin masa depan.