Inilah alasan mengapa ahli ekonomi tidak mau bergabung ke tim ekonomi Jokowi JK



Ujian berat sedang dihadapi tim ekonomi Jokowi JK kedepannya; bagaimana mengembalikan kurs Rupiah kepada nilai Fundamental nya serta memperbaiki situasi ekonomi baik makro dan mikro yang ‘terganggu’ akibat krisis global yang terjadi.

Dua ‘Gubernur’ BI sudah berada didalam tim ekonomi saat ini, yaitu Mantan Gubernur BI Darmin Nasution dan Gubernur BI saat ini Agus Marto. Tetapi keduanya dirasa belum cukup untuk hadapi sentimen dan sinyalemen yang mempengaruhi nilai kurs Rupiah terhadap Dolar

Tim ekonomi kini seolah memposisikan diri menjadi pengamat yang hanya banyak bicara dan mencari alasan sesuai kemampuan analisa ekonomi yang dimiliki; tanpa berani berbuat, bagaimana dan solusi apa yang harus dilakukan selain tindakan mengambil terus devisa negara untuk intervensi pasar.

Ada ‘missing link’ didalam tim ekonomi Jokowi JK, dan pertanyaannya adalah apa yang dimaksud missing link tersebut?

Tim ekonomi Jokowi JK tidak memiliki figur ahli ekonomi yang memiliki kemampuan dan diterima kekuatan ekonomi dunia; artinya figur tersebut diterima pasar dan pelaku ekonomi luar negeri.

Sosok yang diterima dan memiliki ‘nilai’ bargaining di kekuatan ekonomi dunia seperti Sri Mulyani dan lainnya.

Kalau ada pernyataan, Jokowi bukan tak mau merekrut mereka tetapi mereka (ahli ekonomi) yang justru sudah menyatakan menolak bergabung

Mengapa mereka (ahli ekonomi) seolah olah berbondong bondong membentuk satu barisan menolak bergabung kedalam tim ekonomi Jokowi JK?

Jawabannya; karena mereka sudah tahu dan memiliki hitungan (ekonomi) sendiri; terkait prediksi prediksi ekonomi kedepannya dengan kemampuan yang mereka miliki.

Mereka sudah mengetahui Krisis global dan perang mata uang yang sedang terjadi sejak tiga tahun lalu, dan bagaimana mereka bisa memprediksi semua hal bisa terjadi, sehingga bisa menjadi hitungan hitungan ekonomi bagi mereka kedepannya.

Mereka tidak mau masuk kedalam jebakan betmen, dimana krisis global yang sudah lama diperkirakan terjadi, menjadi bumerang bagi nama baik mereka yang sudah dibangun selama ini; mereka tak mau disebut orang yang dipersalahkan dan orang yang dikatakan tidak mampu menyelesaikan krisis yang terjadi.

Masuk tim ekonomi Jokowi JK ibarat ‘bunuh diri’ atas nama besar mereka yang sudah bagus di pelaku ekonomi dan pasar dunia.



(ndi/dw)

No comments

Powered by Blogger.