Akibat data pencitraan, 227.000 Ton Beras Impor Banjiri RI


Perum Bulog menyatakan bahwa sebanyak 227.000 ton beras impor dari Vietnam dan Thailand sudah masuk ke sejumlah pelabuhan di Indonesia. Sementara itu, sebanyak 500.000 ton lagi sedang dalam proses masuk ke Indonesia. Bulog mendapatkan mandat untuk mengimpor beras sebanyak 1 juta ton dari Vietnam dan 500.000 ton dari Thailand.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan, beras impor tiba di Indonesia secara bertahap. Sebab, proses untuk menggerakkan beras impor dari negara asalnya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Hal itu sangat tergantung kesiapan kapal, kemampuan loading dan unloading di negara asal, juga kesiapan bongkar muat di pelabuhan di Indonesia. Apalagi, Indonesia memiliki 17.000 pulau dan Bulog harus mendekatkan beras tersebut ke masyarakat yang memang membutuhkan. “Saat ini sudah masuk 227.000 ton dan ada 500.000 ton yang masuk list untuk diangkut,” katanya kepada wartawan saat media gathering dengan Forum Wartawan Bulog di Cisarua, Bogor, Jumat (27/11) malam.

Menurut Djarot, kondisi pelabuhan di Indonesia belumlah memadai sepenuhnya dari sisi infrastruktur. Di Bitung dan Sorong misalnya, kapasitas draf pelabuhan relatif dangkal sehingga hanya memungkinkan kapal-kapal kecil yang bisa masuk. Padahal, Bulog harus memasukkan beras impor melalui pelabuhan tersebut karena daerah sekitarnyalah yang mengalami defisit produksi. “Yang bisa dimasuki kapal besar sekelas Panamax hanya Pelabuhan Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Banten, dan Pelabuhan Belawan, selain itu harus dengan kapal kecil,” kata Djarot.

Kapal besar mampu mengangkut sekitar 40.000 ton beras dalam kemasan karung. Sedangkan kapal kecil hanya mampu mengangkut 3.000 sampai 4.000 ton. Artinya, apalabila Bulog mendadak harus mengimpor 25.000 ton saja dibutuhkan 1.000 kapal kecil. “Bisa dibayangkan kondisinya kan? Karena itu, idealnya hal ini sudah seharusnya dilakukan jauh-jauh hari,” kata dia.

No comments

Powered by Blogger.